Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat dan Praktisi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengalirdiakunketiga05092020

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dokter Kewalahan, Pengawasan dan Law Enforcement Wajib Ditegakkan

8 September 2020   16:51 Diperbarui: 8 September 2020   17:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Dalam tayangan Kabar Khusus, TV One, Selasa (8/9/2020), dr. Eva Sri Diana, Pengurus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyampaikan bahwa sudah ada 114 dokter dan 37 perawat telah meninggal akibat Covid-19 dan kini mereka kewalahan dalam menangani pasien karena berbagai faktor, terlebih hari ini juga, pasien corona juga bertambah 3.046 kasus. 

Dengan penambahan ini maka total kasus corona di Indonesia sudah menembus 200.035 kasus.Sebelumnya, pada Senin, 7 September 2020, Malaysia juga telah melarang WNI masuk ke negara mereka dan puluhan negara lain juga menyusul melarang WNI masuk ke wilayah negara mereka, sampai menteri luar negeri kita, memohon ada kebijakan dari negara-negara bersangkutan agar utusan pemerintah Indonesia tidak ikut serta dilarang masuk ke negara mereka demi hubungan "antarnegara" tetap berjalan.

Terus meningkatnya kasus corona di Indonesia, sejatinya telah sama-sama dipahami pangkal dan akar masalahnya oleh pemerintah, berbagai pihak terkait, dan segenap masyarakat Indonesia, sampai pada akhirnya Presiden Jokowi pun mengungkapkan dalam rapat paripurna di Istana Negara, Senin (7/9/2020) bahwa kunci dari penanganan corona adalah menyelamatkan kesehatan (nyawa).

Oleh karena itu, dengan mengesampingkan berbagai hal termasuk banyaknya masyarakat yang masih abai dan menyangsikan keberadaan corona di Indonesia bahkan dunia, karena harus diakui memang ada pihak yang mencari keuntungan di balik corona ini.

Saat saya tadi mencoba mengikuti apa yang disampaikan oleh dr. Eva menyoal bagaimana kewalahannya dokter, para perawat, dan petugas medis dalam menangani pasien yang terus bertambah, memang masyarakat harus tergerak hati dan pikirannya, sehingga menyadari bahwa corona memang ada dan sangat berbahaya serta terus menyerang dan memakan mangsa.

Bila kini masyarakat akhirnya sudah melakukan kegiatan kehidupan secara normal karena pemerintah sendiri membuat kebijakan yang tak disiplin, tak konsisten, dan tak seragam, maka masyarakat umum harus terketuk hati dab sadar sendiri, bahwa nyawa tidak dapat dibeli. Kalau tidak menyayangi diri sendiri, harus sadar bahwa bila sampai seseorang terkena corona, maka akan berdampak kepada keluarga dan orang lain.

Bila di awal corona hadir, pemerintah sampai menyembunyikan data kasus yang asli dengan melaporkan kasus yang dimanipulasi dengan tujuan agar masyarakat tidak panik. Ternyata, cara itu salah total. Sebab, kini, apakah data yang diumumkan asli atau masih manipulasi, faktanya masyarakat tetap tidak peduli.

Namun, akibatnya kasus corona bertambah tak terkendali. Ujungnya, siapa yang menangani pasien kalau bukan para dokter, perawat, dan para petugas medis?

Banyak kasus, yang akhirnya membuat masyarakat menyadari karena jiwanya tertolong di rumah sakit akibat terpapar corona, lalu dapat berbagi betapa menderitanya terkena virus corona.

Kisah dan harapan mereka yang sembuh setelah terpapar corona, bahkan sudah sering kita tonton di televisi atau baca di media massa atau media sosial. Namun, nyatanya, masyarakat yang abai dan cuek masih lebih banyak dibanding yang menyadari betapa bahayanya corona. Sehingga, inilah yang terjadi, kasus terus bertambah tak terkendali, Indonesia mendekati dikucilkan oleh negara lain karena mereka melockdown WNI masuk ke negera mereka, dan yang paling parah, ujung tombak di lapangan, para dokter, perawat, dan petugas medis terus kewalahan menerima pasien positif corona.

Bila saya rujuk kisah kewalahan para dokter, perawat, dan petugas medis ini sesuai berita dalam Kompas.com, Sabtu (8/8/2020), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan bahwa banyak dokter meninggal dunia disebabkan kelelahan dan stres menangani pasien Covid-19, dan pemerintah telah memberi perhatian khusus terhadap mereka. Pemerintah menyediakan insentif dan santuan pada para tenaga medis secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun