Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kembalinya Industri Pariwisata di Pentas Dunia

5 September 2022   17:43 Diperbarui: 8 September 2022   20:00 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung di pameran wisata ASTINDO Travel Fair 2022. Sumber: dokumentasi pribadi

Angin optimisme berhembus kencang di arena pameran wisata "ASTINDO Travel Fair 2022" yang baru saja digelar pada tanggal 1- 4 September 2022 lalu di PIK Avenue, Jakarta Utara. 

Betapa tidak, antrian kendaraan pengunjung telah mengular sejak sebelum memasuki area shopping mall terkenal di kawasan itu. Dan di arena pameran sendiri, deretan biro perjalanan wisata yang dipadati pengunjung begitu jelas menyiratkan animo calon wisatawan untuk kembali ke destinasi dunia!

Pemulihan pariwisata atau 'Tourism Recovery' sejatinya sudah diprediksi sejak awal musim semi lalu. Dikutip dari "UNWTO World Tourism Barometer", misalnya, industri pariwisata global mencatat peningkatan sebesar 182% di sepanjang Januari - Maret 2022 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Di kuarter pertama atau Q1 (first quarter), destinasi wisata dunia sudah menyambut sekitar 117 juta kedatangan wisatawan internasional. Bandingkan dengan hanya 41 juta di Q1 2021. Apalagi dari angka itu, sekitar 47 juta di antaranya tercatat di bulan Maret 2022.

Suatu sinyal kuat bahwa musim semi yang diawali di bulan April hingga puncak liburan di musim panas bakal diramaikan dengan kembalinya wisatawan dunia. Dan seperti diduga, jutaan wisatawan yang telah lama tidak bepergian pun terlihat di mana-mana. Dari bandara-bandara yang sempat sepi hingga berbagai destinasi wisata yang kembali dibuka. 

Kebangkitan pariwisata di Eropa bahkan ditandai dengan kehebohan di beberapa bandara terkenal, yakni di Schipol-Amsterdam dan Heathrow-London. Foto dan video membludaknya calon penumpang di kedua bandara itu bertebaran di banyak media. Alhasil, baik bandara Schipol maupun Heathrow sampai membatasi jumlah penumpang per hari yang terbang melalui bandara masing-masing.

Fenomena itu tidak hanya terjadi di Eropa. Di Amerika Serikat (AS), industri pariwisata pun terus menggeliat. Terlebih lagi perilaku konsumen di Amerika yang cenderung sangat suka bepergian kian melambungkan asa pelaku pariwisata di negeri Paman Sam itu.

Seperti dikutip dari Bloomberg, 22 Mei 2022, warga AS disebut-sebut lebih suka membelanjakan tabungannya demi menikmati suatu pengalaman perjalanan (travel experience) daripada membeli berbagai barang kebutuhan lainnya. 

Dan angka-angka berikut kian memastikan hal itu. Lihat saja, data perjalanan jarak jauh (long-haul trips). Jika awalnya masih 75% di bawah tahun 2019. Namun, pada akhir April lalu, sudah pulih dan hanya 7% di bawah tahun 2019 yang kerap disebut sebagai 'pre-pandemic level'.

Wisatawan AS di Pantai Waikiki, Honolulu-Hawaii. Sumber: dokumentasi pribadi
Wisatawan AS di Pantai Waikiki, Honolulu-Hawaii. Sumber: dokumentasi pribadi

Warga AS memang sejak dulu dikenal suka melanglang buana. Menabur pesona ke mana-mana. Dan di era pemulihan pariwisata global, industri pariwisata AS, bersama Eropa, ikut menjadi motor pemulihan industri jalan-jalan ini. Wisatawan asal AS sendiri diperkirakan mencapai 90 juta yang rutin melakukan perjalanan internasional setiap tahun.

Kembalinya wisatawan ke berbagai destinasi wisata dunia pun seakan mengamini suatu kredo terkenal di kalangan pecinta perjalanan: "Travel is the only thing you buy that makes you richer." Dan mungkin inilah yang makin memotivasi warga AS untuk terus bepergian. Begitu pula banyak wisatawan dari berbagai negara lainnya.

Tren pemulihan pariwisata kian kentara bila menyimak sebuah laporan yang dirilis Mastercard Economics Institute. Seperti banyak dikutip berbagai media, laporan itu makin mempertebal kepercayaan diri industri ini bahwa pemulihan pariwisata dunia sudah berada di jalur tepat. Simak saja pernyataan berikut:

"For the first time since Covid halted movement around the world, leisure travel has returned to 2019 levels. People are feeling more comfortable heading off to far flung adventures, despite a surge in cases and average airfares jumping 18% globally since the start of the year."

Secara sederhana bisa diterjemahkan sebagai berikut: 

"Untuk pertama kalinya sejak Covid menghentikan pergerakan di seluruh dunia, perjalanan wisata telah kembali ke level 2019. Orang-orang merasa lebih nyaman berpetualang ke tempat yang jauh. Sekalipun masih ada lonjakan kasus dan rerata harga tiket pesawat melonjak sampai 18% secara global sejak awal tahun ini."

Sekalipun demikian, sebagian kalangan tetap memilih berhati-hati menyikapi tren pemulihan ini. Banyak faktor eksternal yang bisa saja menjungkalkan semua prediksi itu. Karenanya, industri jasa yang sempat terpuruk di sepanjang tahun 2020 - 2021 ini diperkirakan baru sepenuhnya pulih di tahun 2024.

Sikap lebih prudent ini bisa dimaklumi. Kawasan Middle East, contohnya, meskipun sudah menorehkan rekor pemulihan sebesar 132% pada Q1 2022 dibandingkan Q1 2021. Tetapi, pencapaian ini toh masih tetap di bawah tahun 2019. Artinya, there is still a long way to go!

Kawasan Asia-Pasifik pun demikian. Walaupun indikasi kebangkitan pariwisata sudah terlihat dengan meningkatnya jumlah perjalanan di kawasan ini sebesar 64% pada Q1 2022 dibandingkan Q1 2021. Namun, lagi-lagi masih cukup jauh di bawah era sebelum pandemi di tahun 2019.

Kawasan Shibuya-Tokyo yang selalu ramai didatangai wisatawan. Sumber: dokumentasi pribadi
Kawasan Shibuya-Tokyo yang selalu ramai didatangai wisatawan. Sumber: dokumentasi pribadi
Betapapun juga, tingkat kepercayaan wisatawan untuk kembali bepergian secara aman sudah hampir sepenuhnya pulih. Setidaknya, seperti yang jelas terlihat di pameran wisata tahunan yang digelar ASTINDO (Asosiasi Travel Agent Indonesia) pada akhir pekan lalu.

Dan andaikata masih ada hambatan perjalanan internasional (outbound), itu pun bukan karena melonjaknya harga tiket atau krisis ekonomi.

Tetapi, lebih karena kebijakan masing-masing negara tujuan yang belum sepenuhnya membuka pintu perbatasan. Ataupun akibat sistem slot untuk aplikasi visa yang terbatas.

Kala ditemui di arena pameran, Anton Sumarli, Direktur Travelux Travel dan sekaligus Waketum I ASTINDO pun meyakini tren pemulihan pariwisata yang kian membesarkan hati. Apalagi nilai transaksi yang dibukukan beberapa peserta pameran kabarnya sudah hampir sama dengan pencapaian sebelum era pandemi.

Pameran ASTINDO sendiri sebetulnya diadakan dalam waktu yang cukup dekat setelah pameran wisata lainnya, yakni "Singapore Airlines Travel Fair 2022". Namun, pasar wisata sepertinya masih terbuka luas. Kedua pameran B2C (Business to Consumer) itu sama-sama menuai sukses.

Keramaian di arena pameran wisata. Sumber: dokumentasi pribadi
Keramaian di arena pameran wisata. Sumber: dokumentasi pribadi
ASTINDO Travel Fair 2022 diperkirakan menggaet sekitar 15,000 pengunjung selama pameran empat hari itu. Lebih tinggi dibandingkan pameran sebelumnya pada Maret lalu yang tercatat dikunjungi 11,678 pengunjung. Peningkatan pengunjung ini sejalan dengan kian melejitnya pamor event wisata ini.

Tak heran, Pauline Suharno, Ketua DPP ASTINDO yang juga pemilik Elok Tour, serta beberapa petinggi Biro Perjalanan Wisata di ajang pameran itu, kian rajin menebar senyum. Pameran ini sepertinya telah menjadi agenda tetap bagi banyak calon wisatawan. Baik melihat berbagai opsi wisata yang ditawarkan maupun mencari tiket dengan diskon menarik.

Jadi apakah industri pariwisata sudah kembali? 

Jika melihat hasil pameran yang baru saja usai ini, Pauline Suharno yang juga menjabat sebagai President FATA (Federation of ASEAN Travel Association), sepertinya tidak akan ragu meyakininya. 

Yes, Tourism is back!

***

Jakarta, 5 September 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun