Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bali Kembali Menyambut Wisatawan Mancanegara

5 Februari 2022   17:01 Diperbarui: 7 Februari 2022   07:15 2126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerbangan internasional ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali kembali dibuka| Sumber: SHUTTERSTOCK/Denis Moskvinov via Kompas.com

Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-881 akhirnya mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pada Kamis, 3 Februari 2022. Disambut water salute, pesawat Airbus A330-300 itu seakan menandai dibuka kembalinya Pulau Dewata untuk penerbangan internasional mulai Jumat, 4 Februari 2022. Dan sekaligus bersiap menyambut kembalinya wisatawan mancanegara.

Berita buka-tutup sebuah bandara bagi maskapai penerbangan internasional telah mewarnai industri penerbangan global selama dua tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari angka kasus covid-19 yang masih sangat fluktuatif. Bandara Ngurah Rai sendiri telah ditutup bagi penerbangan internasional selama hampir dua tahun.

Bali sejatinya telah membuka bandaranya untuk penerbangan internasional dari beberapa negara pada Oktober 2021 lalu. Misalnya, dari Selandia Baru, Jepang, UEA, dan lain-lain. Namun, tidak ada satu pun maskapai penerbangan internasional yang mendarat di Ngurah Rai. Sampai akhirnya Garuda yang memulainya pada Kamis sore lalu.

Pesawat Garuda dari Tokyo mendarat di Bali. Sumber: Garuda/www.bumntrack.co.id
Pesawat Garuda dari Tokyo mendarat di Bali. Sumber: Garuda/www.bumntrack.co.id

Penerbangan perdana Garuda dari Narita-Tokyo ke Ngurah Rai- Bali itu sendiri merupakan kolaborasi antara KBRI Tokyo, Garuda Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Bali Tourism Board. Dalam penerbangan khusus itu, Garuda hanya membawa 12 penumpang.

Enam di antaranya adalah warga negara Jepang yang datang dengan visa bisnis. Sedangkan yang lain adalah warga negara Indonesia. Menariknya, keenam warga Negeri Sakura itu sebetulnya bukan wisatawan biasa. Mereka adalah Travel Agents yang datang mengikuti Familiarization Trip yang disponsori berbagai pihak terkait.

Wisatawan Jepang yang baru tiba dengan Garuda dari Narita, Tokyo. Sumber: Kemenparekraf / www.paradiso.co.id
Wisatawan Jepang yang baru tiba dengan Garuda dari Narita, Tokyo. Sumber: Kemenparekraf / www.paradiso.co.id
Tentu saja usai Familiarization Trip yang kerap disebut juga Inspection Trip tersebut, para Agen Perjalanan Wisata itu diharapkan bisa menceritakan pengalaman perjalanan dan meyakinkan calon wisatawan Jepang untuk berlibur ke Bali. Selama mengikuti prokes dengan baik, Bali jelas sangat layak menjadi destinasi wisata favorit.

Industri pariwisata Bali memang masih terpuruk. Kedatangan wisatawan domestik (wisdom) selama ini sudah sangat membantu. Tetapi, Bali tetap membutuhkan wisatawan mancanegara (wisman) untuk menggerakkan semua roda bisnis pariwisata di pulau itu. Dari industri hotel, transportasi, biro perjalanan wisata, restoran, hingga objek wisata.

Pada tahun 2019, misalnya, Bali menerima sekitar 6.3 juta wisman. Tetapi, angka ini merosot ke hanya sekitar 1 juta wisatawan di tahun 2020. Itupun sebagian besar tiba di triwulan pertama tahun 2020. Dan angka ini kian anjlok drastis ke cuma 45 wisman pada tahun lalu.

Wisatawan mancanegara di Bali. Sumber: dokumentasi pribadi
Wisatawan mancanegara di Bali. Sumber: dokumentasi pribadi
Kegagalan Bali menggaet kedatangan maskapai penerbangan internasional sejak Oktober lalu ditengarai berkaitan dengan aturan karantina yang ketat. Namun, harus diingat pula, negara-negara lain pun memang masih membatasi perjalanan internasional bagi warga negaranya. Sebagian bahkan mengeluarkan Travel Warning untuk perjalanan ke negara-negara tertentu.

Lalu bagaimana dengan penerapan protokol kesehatan yang kini masih diterapkan di Bali? Meskipun sudah banyak direvisi, apakah cukup ampuh untuk menggoda kembalinya wisman ke Bali.

Dikutip dari situs imigrasi.go.id, ada beberapa persyaratan keimigrasian yang wajib dipenuhi semua wisman yang hendak berkunjung ke Bali. Aturan yang sebetulnya juga berlaku di wilayah Kepri. Semua wisatawan, misalnya, harus mengajukan Visa Kunjungan Wisata B211A dengan penjamin perusahaan perjalanan. Bukan perorangan.

Visa B211A adalah Visa Kunjungan Satu Kali Perjalanan yang diberikan kepada orang asing yang akan melakukan perjalanan ke Indonesia. Baik dalam rangka tugas resmi pemerintah, kegiatan sosial budaya, kunjungan keluarga, kunjungan bisnis, maupun wisata.

Wisatawan mancanegara di Bali. Sumber: dokumentasi pribadi
Wisatawan mancanegara di Bali. Sumber: dokumentasi pribadi
Di samping itu, semua wisman pun diharuskan memiliki sertifikat vaksinasi Covid-19 dosis lengkap, hasil tes RT-PCR, bukti kepemilikan asuransi kesehatan dengan nilai pertanggungan 30.000 USD dan bukti konfirmasi pembayaran akomodasi selama berada di Bali.

Tidak itu saja, mereka pun wajib menjalani karantina sesuai ketentuan Satgas Penanganan Covid-19. Wajib karantina, yang kini ditetapkan menjadi lima hari itu, pun mengikuti prosedur karantina Travel Bubble pada hotel-hotel yang telah diverifikasi.

Konsep karantina ala Travel Bubble mewajibkan semua wisatawan tetap berada dalam kelompoknya. Mulai dari saat kedatangan sampai selama beraktivitas di hotel yang sama selama masa karantina tersebut. Saat ini terdapat 5 (lima) hotel kategori premium yang disiapkan untuk karantina ini.

Sunrise di Pantai Sanur, Bali. Sumber: dokumentasi pribadi
Sunrise di Pantai Sanur, Bali. Sumber: dokumentasi pribadi

Paket karantina yang disebut sebagai Warming Up Vacation ini berbeda dengan karantina biasa. Wisatawan tidak dibatasi hanya tinggal di dalam kamar saja. Tetapi, mereka diizinkan beraktivitas di dalam lingkungan hotel. Termasuk bisa menggunakan berbagai fasilitas hotel yang tersedia.

Meskipun pembukaan Bali kali ini memberikan secercah harapan di ujung lorong gelap, tetapi banyak pihak yang mengingatkan untuk tetap waspada. Selain varian Omicron yang kian mengganas, sebuah varian baru yang disebut NeoCov kabarnya kini mengintai. Singkatnya, pandemi masih belum berakhir.

Garuda sendiri akan melayani rute Narita-Denpasar-Narita seminggu sekali, yakni pada setiap Kamis. Sementara itu, Singapore Airlines juga bersiap membuka lagi rute Singapore-Denpasar-Singapore pada medio Februari nanti. Begitu pun dengan Batik Air yang kabarnya akan menerbangi lagi rute Denpasar- Singapore.

Sampai sebelum penutupan Bali bagi wisman pada 2020 lalu, Australia adalah penyumbang terbesar wisatawan yang berlibur ke Bali. Sekitar 1.2 juta warga Negeri Kanguru memilih Bali sebagai destinasi wisata mereka pada tahun 2019 lalu.

Bali juga menjadi destinasi favorit wisatawan dari Negeri Tirai Bambu China. Inilah pasar terbesar kedua bagi Bali. Namun demikian, baik warga Australia maupun China sepertinya belum akan kembali ke Bali dalam waktu dekat.

Pura Batu Bolong, salah satu destinasi wisata favorit di Bali. Sumber: dokumentasi pribadi
Pura Batu Bolong, salah satu destinasi wisata favorit di Bali. Sumber: dokumentasi pribadi
Pariwisata jelas sangat penting bagi Bali dan Indonesia. Sama pentingnya juga bagi negara Thailand, Filipina dan banyak negara lainnya di dunia. Dan Bali- Indonesia pun tidak sendiri membuka pintunya bagi wisatawan dunia. Sebelumnya, Thailand dan Filipina pun sudah memulainya.

Thailand dan Filipina bahkan menawarkan bebas karantina bagi semua wisatawan yang sudah memiliki bukti vaksinasi lengkap. Filipina akan menerapkan aturan baru ini per tanggal 10 Februari 2022. Sementara itu, Thailand juga kian aktif mengkampanyekan skema "Test and Go Thailand Pass".

Akan tetapi, pembukaan pintu perbatasan di setiap destinasi wisata bukan semata perlombaan mengejar wisatawan asing agar datang. Tidak kalah pentingnya adalah bersaing memastikan yang terbaik dalam penerapan protokol kesehatan sesuai aturan yang telah ditetapkan.

Pada ujungnya, wisatawan yang hendak berwisata pun memiliki preferensi sendiri. Mereka tentunya tidak sekadar memilih destinasi berlibur yang nyaman. Tetapi, so pasti, yang juga aman. Aman bagi semuanya!

***

Kelapa Gading, 5 Februari 2022

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan:

1) Semua foto yang digunakan sesuai keterangan di foto masing-masing

2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seizin penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun