Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ini Medan, Bung!

17 November 2021   18:27 Diperbarui: 18 November 2021   03:50 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Raya Medan. Sumber: dokumentasi pribadi

Penikmat arsitektur sudah pasti bakal terpesona dengan banyaknya bangunan bergaya arsitektur era kolonialisme Belanda. Arsitektur tempo doeloe ini sampai kini tetap berdiri anggun di antara bangunan modern lainnya.

Lihat saja beberapa di antaranya. Misalnya, Gedung Balai Kota Lama yang berdiri di Jalan Balai Kota, Medan. Begitu pula Kantor Pos Medan yang berada di seberang Lapangan Merdeka dan Hotel Dharma Deli (kini Grand Inna Hotel). Hotel Dharma Deli sendiri dulu pernah disebut Hotel Mijn de Boer.

Akan tetapi, dari semua objek wisata yang tersebar di kota Medan, harus diakui kehebatan Trio Andalan Wisata Medan. Ketiganya selalu menjadi pilihan utama semua wisatawan yang datang ke Medan. Anda sudah bisa menduganya, bukan?

Istana Maimun, Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Istana Maimun, Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Istana Maimun merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di kota Medan. Istana bersejarah yang juga dikenal sebagai Istana Kesultanan Deli itu dibangun pada tanggal 26 Agustus 1888. Sudah sekitar 133 tahun!

Adalah Sultan Ma'moen Al Rashid Perkasa Alamsyah yang mendirikan istana yang didominasi warna kuning keemasan itu. Warna ini sangat identik dengan warna khas Melayu. Meskipun istana berlantai dua ini terlihat sedikit kusam dimakan usia, namun pesonanya masih mampu menarik datangnya wisatawan.

"Ada istana, ada masjid," begitu kata orang. Setelah istana rampung, sebuah masjid megah pun dibangun beberapa puluh meter di depannya. Itulah Masjid Raya Al-Mashun atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Raya Medan.

Masjid Raya Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Masjid Raya Medan. Sumber: dokumentasi pribadi
Masjid megah yang dibangun dari tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909 itu kini menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup populer di Medan. Konon pada awal pendiriannya, masjid ini menyatu dengan kompleks istana.

Gaya arsitektur masjid berbentuk segi delapan ini tidak kalah menakjubkan. Suatu perpaduan arsitektur khas Moor, Mughal dan Spanyol. Inilah hasil rancangan Theodoor Van Erp, arsitek Belanda kelahiran Ambon yang juga ikut merancang Istana Maimun.

Ketika mengunjunginya saat itu, satu-satunya hal yang patut disesali adalah posisi ‘Disinfection Chamber’ yang dipasang persis di bawah pintu gerbang lengkung yang indah. Alhasil, saya pun kesulitan memotret masjid dengan bingkai gerbang tersebut. Hahaha.

Posisi Disinfection Chamber yang berada di bawah gerbang lengkung. Sumber: dokumentasi pribadi.
Posisi Disinfection Chamber yang berada di bawah gerbang lengkung. Sumber: dokumentasi pribadi.
Tidak terlalu jauh dari kedua bangunan bersejarah ini, wisatawan yang berkunjung ke Medan jarang melewatkan kunjungan ke Rumah Tjong A Fie (Tjong A Fie Mansion) yang sangat terkenal. Rumah berlantai dua yang dibangun dengan gaya arsitektur peranakan itu masih menyimpan pesonanya.

Sang pemilik rumah, Tjong A Fie (1860–1921), adalah pedagang Hakka yang memiliki banyak tanah perkebunan di Medan. Tjong A Fie sangat terkenal pada masanya. Selain menjabat sebagai Majoor der Chineezen di Medan, dia juga dikenal ikut memimpin pembangunan rel kereta api Medan—Belawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun