Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Balada Run dan Manhattan, Dua Pulau yang Ditukar di Abad ke-17

7 Juni 2021   15:36 Diperbarui: 9 Juni 2021   02:52 2733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah pala yg diburu di abad ke-17. Sumber: Santhosh Varghese /shutterstock

Dan setelah pembunuhan Courthope dalam sebuah penyerangan pada tahun 1620, Inggris pun meninggalkan Pulau Run. Namun, perseturuan keduanya masih jauh dari berakhir.

Jalan utama di Kampung Run. Sumber: Hans Peter Grumpe/www.hpgrumpe.de
Jalan utama di Kampung Run. Sumber: Hans Peter Grumpe/www.hpgrumpe.de
Setelah terjadi perang yang dikenal dalam sejarah sebagai "First Anglo-Dutch War" (1652-1654) dan "Second Anglo-Dutch War" (1665-1667), Inggris dan Belanda akhirnya sepakat menandatangani "Treaty of Breda" (Traktat Breda) pada tanggal 31 Juli 1667 di kota Breda, Belanda.

Hasilnya, Inggris akan tetap menguasai Manhattan yang telah direbutnya dari Belanda tiga tahun sebelumnya atau pada tahun 1664. Sedangkan, Belanda mendapatkan hak sepenuhnya atas Pulau Run yang sempat dikuasai Inggris.

Pulau Run saat ini. Sumber: Nnehring/ Getty/ www.bbc.com
Pulau Run saat ini. Sumber: Nnehring/ Getty/ www.bbc.com
Pada saat itu, Belanda dianggap lebih berhasil dari Inggris. Betapa tidak, pohon pala hanya tumbuh di Kepulauan Banda di kala itu. Pala memang menjadi komoditas buah yang sangat menggiurkan hingga abad ke-17. 

Selain digunakan sebagai bumbu, pala atau bahasa Latinnya Myristica fragans juga dimanfaatkan sebagai obat dan bahan pengawet. Harganya pun selangit di Eropa. Bahkan lebih mahal dari emas di era itu.

Bagaimana dengan Manhattan? 

Tidak banyak yang percaya akan prospek pulau yang sebagian area merupakan hamparan rawa itu. Siapa sangka Manhattan justru berkembang menjadi metropolis segemerlap New York saat ini. Padahal saat itu, demi monopoli pala di Kepulauan Banda, Belanda bahkan tidak ragu menukar Manhattan dengan Pulau Run.

Kawasan Midtown-Manhattan. Sumber: koleksi pribadi
Kawasan Midtown-Manhattan. Sumber: koleksi pribadi
Akan tetapi, sejarah selalu menyimpan sejuta ironi. Ketika Manhattan telah begitu berkembang menjadi salah satu wilayah paling gemerlap di Amerika. Pulau Run nyaris terlupakan. 

Dan bila Manhattan (New York) kerap disebut sebagai kota yang tidak pernah tidur. Maka Run seakan sedang tidur panjang sejak pamor pala mulai meredup sejak abad ke-18.

Lebih dari 350 tahun telah berlalu sejak pertukaran fenomenal itu. Namun, kehidupan di pulau Run seakan belum beranjak jauh sejak dulu. Betapapun, Run telah mencatat sebuah sejarah yang sangat unik. Harum buah pala mungkin tidak lagi menggoda datangnya penjelajah masa kini. Tetapi, harum namanya akan selamanya tercatat dalam sejarah dunia. Pulau kecil di Kepulauan Banda ini pernah bernilai setara dengan Manhattan di New York.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun