Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Nusa Penida, dari Pulau "Bandit" Menjadi Destinasi Impian

20 April 2021   13:16 Diperbarui: 20 April 2021   17:01 3849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasih Uug atau Broken beach- Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi

Deretan destinasi kondang di Bali masih belum berhenti mengundang pujian. Baik objek wisata pantai, danau, maupun berbagai pura nya yang sakral dan menarik. Namun, kini Pulau Dewata kembali membuat banyak wisatawan berdecak kagum. Sejumlah destinasi wisata yang lebih kekinian di Nusa Penida tampil kian berkilau di panggung pariwisata. Pesona wisata yang dipamerkan Nusa Penida memang berkelas dunia! 

Nusa Penida berada di sebelah tenggara Pulau Bali dan masih termasuk wilayah Kabupaten Klungkung. Begitu pula pulau Nusa Lembongan dan dua belas pulau kecil lainnya. Selat Badung memisahkan pulau seluas 209.4 km persegi ini dari pulau Bali.

Pulau yang sedang ngehits ini mudah dicapai dari Bali. Bahkan banyak biro perjalanan wisata di Bali menawarkan paket wisata sehari (One Day Trip) ke Nusa Penida. Untuk mencapainya, Anda bisa naik kapal cepat dari Pantai Sanur. Durasi perjalanan hanya sekitar 30 menit.

Sebelum pandemi covid-19, terdapat lebih dari 20 perusahaan kapal cepat yang melayani rute Sanur - Nusa Penida sepanjang hari. Meskipun kini tidak seramai biasanya, masih banyak kapal yang rutin melayani rute ini. Berangkat dari dermaga Sanur di Jalan Hang Tuah dan tiba di dermaga Banjar Nyuh atau Dermaga Toya Pakeh, Nusa Penida. Tiket sekali jalan rata-rata hanya Rp 75,000.

Sejatinya, nama Nusa Penida baru mulai berkibar dalam beberapa tahun terakhir. Kawasan sekitar Nusa Penida dan pulau di sekitar sebelumnya lebih dikenal sebagai spot menyelam dan snorkeling yang populer. Beberapa spot yang sangat terkenal di antaranya, Batu Lumbung (Manta Point), Toya Pakeh, Crystal Bay, dan lain-lain.

Turis di salah satu spot instagrammable. Sumber: Koleksi pribadi
Turis di salah satu spot instagrammable. Sumber: Koleksi pribadi
Namun, sejak beberapa objek wisatanya yang sangat instagrammable makin rajin hilir mudik di berbagai jejaring sosial media, Nusa Penida pun makin tenar di pentas pariwisata nasional dan internasional. Spot-spot wisatanya yang menakjubkan tidak hanya mengundang hadirnya rombongan wisatawan. 

Tetapi, juga kelompok pecinta fotografi, pemengaruh gaya hidup, dan lain-lain. Semuanya bak berebutan ke sini. Seakan ingin menjadi yang paling pertama menjejakkan kaki di Nusa Penida.

Sejarah Nusa Penida sendiri bak sebuah dongeng penuh misteri. Betapa tidak, sebuah peta buatan Belanda di tahun 1900-an pernah menyebutnya sebagai "Pulau Bandit" (Bandieten Eiland). Seram, bukan? 

Seketika teringat kisah film-film petualangan yang menegangkan ke sebuah pulau yang dipenuhi para perompak dan sebagainya. Ah, tentu saja ada sebabnya. 

Pulau Bandit (Nusa Penida) di kanan bawah peta Bali. Sumber: www.nusapenida.org
Pulau Bandit (Nusa Penida) di kanan bawah peta Bali. Sumber: www.nusapenida.org
Sebutan itu rupanya berkaitan dengan kebijakan raja-raja Bali di masa lalu. Konon kerajaan Klungkung, salah satu dari sembilan kerajaan yang ada di Bali saat itu, menjadikan Nusa Penida sebagai tempat pembuangan para penjahat, musuh politik hingga tukang sihir.

Julukan berbeda, tetapi bermakna sama negatif, juga pernah disematkan Bob de Moor, seorang komikus asal Belgia. Dalam salah satu strip komiknya, Bob de Moor mengisahkan petualangan Georges Barelli dan Inspektur Polisi Moreau di Nusa Penida. Menariknya, komik yang dipublikasikan tahun 1982-1983 itu diberi judul, "La isla del Brujo" atau Pulau Penyihir.

Komik Bob de Moor. Sumber: www.abebooks.com
Komik Bob de Moor. Sumber: www.abebooks.com
Pilihan Nusa Penida sebagai lokasi pembuangan boleh jadi karena kondisi pulau yang jauh dari ideal untuk pemukiman. Selain sangat kering dengan kemarau panjang, pulau ini juga dikelilingi banyak tebing tinggi serta dibentengi laut berarus deras. Suatu kombinasi yang pas untuk menjadikannya sebagai sebuah penjara alam.

Semua latar belakang sejarah serta legenda semacam inilah yang menyelubungi Nusa Penida. Dan itulah yang boleh jadi membuat Nusa Penida seakan terkucil dari pentas pariwisata Bali dalam waktu lama. 

Namun, siapa sangka, banyak tebing tinggi yang dulu dianggap sebagai hambatan alam, kini menjadi destinasi wisata yang menakjubkan.

Tebing tinggi di bagian barat Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Tebing tinggi di bagian barat Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Dalam bahasa Bali, Nusa sendiri berarti "pulau" dan Penida bermakna "pendeta". Jadi Nusa Penida artinya "Pulau Pendeta". Nama yang tentunya jauh lebih nyaman terdengar dibandingkan sebutan "Pulau Bandit". Meskipun, nama masa lalu itulah yang membuat lebih banyak wisatawan penasaran.

Jika Bob de Moor saja tertarik ke Nusa Penida, bagaimana dengan Anda? Jika ke Bali lagi, sudah saatnya melupakan sejenak kawasan yang "itu-itu saja". Setidaknya, lewatkan waktu semalam di pulau ini agar memiliki waktu cukup untuk mengunjungi berbagai spot wisatanya yang kini sudah bertengger di puncak ketenaran.

Destinasi wisata di Nusa Penida sendiri tersebar di tiga wilayah pulau ini, yakni di Nusa Penida Barat, Timur dan Selatan. Namun, dari ketiganya, harus diakui hanya wilayah barat dan timur yang paling ramai didatangi wisatawan. Pasalnya, di kedua sisi inilah berkumpul beberapa objek wisata yang paling terkenal di seantero pulau.

Adalah Nusa Penida Barat yang paling awal dikenal. Spot di sini sangat menakjubkan. Sebut misalnya, Pantai Kelingking, Pasih Uug (Broken Beach), Angel's Billabong, dan Pantai Crystal Bay.

Pasih Uug atau Broken beach- Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Pasih Uug atau Broken beach- Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Pasih Uug, misalnya, memiliki pesona yang sangat fantastis. Pantai ini seakan terkurung di tengah tebing yang menjulang. Sementara arus air dari laut lepas masuk melalui sebuah terowongan pada tebing. 

Lobang besar itu terbentuk karena abrasi air laut selama ratusan tahun. Sangat menakjubkan, apalagi ketika jelang matahari terbenam. Amboi, indahnya!

Pasih Uug yang juga tenar dengan nama "Broken beach" pun segera menyedot datangnya wisatawan dari mana-mana. Pesonanya kian memukau karena air laut yang terperangkap terlihat begitu jernih dan berwarna kebiruan. Keunikan Pasih Uug inilah yang menobatkannya sebagai salah satu spot idaman para pemburu foto berlabel instagrammable.

Selain Pasih Uug, destinasi lain di wilayah barat yang tidak kalah populer adalah Pantai Kelingking atau di kalangan wisatawan mancanegara disebut "Kelingking Cliff Point". 

Pose khas wisatawan yang bergaya di atas tebing curam di atas pantai sambil menghadap ke ujung tebing yang menjorok ke laut itu sangat terkenal. Spot inipun selalu menjadi rebutan swafoto semua wisatawan.

Inilah memang daya tarik Pantai Kelingking yang bentuknya sangat unik. Sekilas bak dinosaurus T-Rex. Juga mirip jari kelingking. Tebing unik ke arah laut, pantai berpasir putih yang indah, serta warna laut nan biru memesona menyajikan suatu panorama yang tidak terlupakan.

Pantai Kelingking - Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Pantai Kelingking - Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Dan pesona inilah yang mengangkat nama Pantai Keliling sebagai salah satu dari "2019 Travelers' Choice Top 25 Beaches in the World". Pantai Kelingking sendiri berada di posisi ke-19. Suatu pencapaian yang membanggakan mengingat pesaing-pesaingnya adalah pantai-pantai ternama di seluruh dunia.

Meskipun Nusa Penida hanya seluas 209 km persegi, tetapi waktu tempuh dari satu spot ke spot lainnya bisa saja lebih lama dari perkiraan. Pasalnya, infrastuktur jalan di pulau ini relatif masih belum memadai.

Itu sebabnya, penting untuk mengalokasikan waktu yang cukup jika hendak mengunjungi objek wisata yang terletak di sisi berbeda dari Nusa Penida.

Bagian timur Nusa Penida juga memiliki beberapa spot andalan, seperti Pantai Atuh, Pantai Berlian (Diamond Beach), Raja Lima (Pulau Seribu), dan lain-lain. Pantai Atuh dan Pantai Berlian terletak cukup berdekatan, meskipun berada di balik tebing yang berbeda.

Jika pantai-pantai di sisi barat sangat ideal mengantar matahari terbenam, maka pantai di sisi timur ini ideal untuk menyambut matahari terbit. Salah satu spot berburu foto sunrise adalah Pantai Atuh. Akan tetapi, ada tantangan yang harus dilewati. Mau mencobanya?

Pantai Atuh relatif tidak seramai pantai lain di bagian barat. Selain lokasinya cukup jauh, jalan ke arah pantai pun cukup menantang. Anda harus jalan melewati sekitar 166 anak tangga menuju pantai. 

Di beberapa sisi jalan yang menurun itu cukup curam dan mendebarkan. Betapapun, masih lebih mudah menurun dibandingkan ketika saatnya kembali naik ke atas. :)

Pantai Atuh - Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Pantai Atuh - Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Namun, kesulitan akses ke pantai menjadi tidak berarti dibandingan pesona alam yang tersaji di hadapanmu begitu tiba di bibir pantai. Di pantai yang seolah terkurung tebing tinggi ini terdapat empat pulau karang besar yang sangat menarik, yakni Pulau Batu Melawang, Pulau Batu Paon, Pulau Batu Abah, dan Pulau Bukit Jineng.

Deretan pulau karang inilah yang ikut menghiasi pantai Atuh menjadi kian menawan hati. Dan lihatlah bagaimana pesona Pulau Batu Melawang, sang bintang di antara keempat pulau karang itu. Bentuknya sangat unik seperti kura-kura raksasa dari zaman purba saja.

Pulau Batu Melawang yang merupakan pulau terbesar di antara gugusan pulang karang di pantai Atuh memang sangat berbeda. Terdapat sebuah lubang raksasa atau semacam terowongan karang yang bisa dilewati perahu. Masyarakat di sekitarnya pun menyebutnya "Batu Bolong".

Batu Bolong di Pantai Atuh, Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Batu Bolong di Pantai Atuh, Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Uniknya, masyarakat di sini percaya bahwa setiap nelayan yang hendak berlayar ke lautan lepas harus melewati lubang di Pulau Batu Melawang ini. Dan hingga saat ini tidak ada satupun nelayan yang berani melanggar mitos tersebut.

Tidak jauh dari Pantai Atuh, jangan lupa lanjutkan ke Pantai Berlian alias "Diamond Beach". Meskipun sebagian wisatawan hanya mengambil foto dari ujung anak tangga dengan latar belakang teluk yang indah, tetapi ada juga yang turun hingga ke pantai. Jalan turun di tepi tebing cukup sempit. Namun, pemandangannya jelas sangat spektakuler.

Diamond Beach - Nusa Penida. Sumber: Koleksi pribadi
Diamond Beach - Nusa Penida. Sumber: Koleksi pribadi

Nusa Penida memang menawan. Sebutan Pulau Bandit maupun Pulau Penyihir di masa lalu tidak sedikitpun menyurutkan langkah wisatawan untuk menjelajahinya. Bahkan di kalangan wisatawan backpacker, Nusa Penida bak surga yang tersembunyi. Dan tidak mengejutkan, Hostel World, sebuah platform pembukuan hostel ternama asal Dublin, menempatkan Nusa Penida di urutan pertama dari "The 20 Best Destinations for Backpackers to visit in 2020".

Jangan lupa, jika sudah rindu berwisata lagi, di Indonesia saja. Banyak destinasi ternama yang layak dikunjungi. Salah satunya, Nusa Penida yang sudah menunggumu di sana. #RinduWisataLagi #DiIndonesiaAja.

Baca juga: "#DiIndonesiaAja, Ayo Berwisata ke Maluku Utara"

***
Kelapa Gading, 20 April 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2

Catatan: Semua foto-foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali foto peta dan cover komik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun