Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dari Piazza ke Piazza, Wisata Alun-Alun di Eropa

1 September 2020   16:44 Diperbarui: 4 Mei 2022   23:15 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piazza San Pietro, Vatican. Sumber: dokpri

Jika mencoba mengenang kembali ihwal 'jatuh cinta' dengan piazza, maka kenangan penulis pun  terbang jauh ke sekitar tahun 90-an, ketika pertama kali mengunjungi Firenze atau Florence, kota tempat lahirnya gerakan Renaissance.

Piazza della Signoria, Firenze. Sumber: Foto oleh Zolli.
Piazza della Signoria, Firenze. Sumber: Foto oleh Zolli.

Setelah melewati beberapa jalan kecil bak labirin, tiba-tiba di hadapanku terbentang Piazza della Signoria yang sungguh menawan. Selain Palazzo Vecchio dengan menara lonceng yang menjulang seakan mengawasi piazza ini, maka pandangan kita tidak akan bergeser dari dua karya masterpiece yang tampil disini, yakni Neptune Fountain karya Bartolomoe Ammannati yang sangat monumental dan tentu saja replika Patung David dari Michelangelo. 

Bagi penulis, sebuah piazza tidak sekedar sebuah alun-alun dengan bangunan berarsitektur indah atau bernilai sejarah. Namun, ada daya magis lain yang mampu menahan langkah kaki untuk berhenti di situ. Dan kemudian menikmatinya dalam waktu yang lama.

Sambil menyeruput secangkir espresso, kita dapat menikmati suasana kota dan menyaksikan penduduk dan pendatang yang lalu lalang melewati piazza. Kata seorang teman, sebuah piazza bak sebuah panggung besar penuh warna.

Suatu ilustrasi yang sungguh tepat. Pasalnya, atmosfer yang ditawarkan oleh sebuah piazza selalu colorful, indah penuh warna yang menjadi ciri khas kota tersebut. 

Begitu banyak aktor (baca: turis maupun warga lokal), dengan berbagai tingkah polahnya, seakan menjadi bagian dari sebuah mosaik besar yang akan selalu kita kenang.

Piazza di Spagna, Roma, yg selalu ramai. Sumber: dokpri
Piazza di Spagna, Roma, yg selalu ramai. Sumber: dokpri
Karena lokasi piazza biasanya di pusat kota, maka tak pelak lagi, tempat ini menjadi semacam magnet bagi banyak pengunjung untuk datang. Piazza memang tempat yang bebas dan terbuka, anda boleh datang kapan saja dan pergi sesuka hati. Tidak ada jam buka, tiada karcis masuk. Ada yang hanya mampir sebentar, ada juga yang duduk berlama-lama. 

Dan tentu saja, banyak juga yang berusaha menawarkan jasa, mulai dari penjual suvenir yang menawarkan berbagai barang oleh-oleh; pelukis yang akan mengabadikan momen liburan anda; penghibur jalanan (street performer); dan tidak ketinggalan penjaja makanan dan minuman dari kafe-kafe di sekitarnya.

Semua keramaian ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari sebuah piazza di manapun itu berada. Sebuah piazza tanpa keramaian, ibarat sebuah orkestra tanpa penonton.

Senja di Old Town Square- Praha. Sumber: dokpri
Senja di Old Town Square- Praha. Sumber: dokpri
Penulis pernah terpana dengan keindahan Old Town Square (Staromestske Namesti) di Praha. Inilah alun-alun yang telah menjadi saksi sejarah kota Praha selama lebih 500 tahun! Mungkin tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa tidak banyak alun-alun lain di dunia yang bisa menandingi keindahan Staromestske.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun