Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bali Siap Menyambut Wisatawan Lagi

30 Juli 2020   11:03 Diperbarui: 1 Agustus 2020   15:57 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagi di Pantai Sanur. Sumber: Koleksi pribadi

Bali, Sang Primadona, siap manggung lagi. Sejak 31 Juli 2020, Bali telah dibuka kembali untuk wisatawan. Kabar gembira ini langsung disambut meriah semua pelaku pariwisata, baik dari perusahaan penerbangan, pengusaha hotel, biro perjalanan wisata, restoran, dan semua pelaku pariwisata lainnya.

Pembukaan ini tentu telah melalui kajian cermat dari Pemerintah dan didukung sepenuhnya semua stakeholder pariwisata di Bali. Salah satu prasyarat yang wajib diikuti, yaitu menerapkan protokol kesehatan yang ketat secara menyeluruh. 

Mulai dari bandara Ngurah Rai, transportasi yang digunakan, hotel dan restoran, pramuwisata dan sopir yang bertugas, hingga seluruh objek wisata yang dikunjungi. Semuanya harus sesuai panduan protokol 'New Normal' yang telah disiapkan pihak Kemenparekraf, Dinas Pariwisata, serta instansi terkait lainnya.

Setelah ditutup sekian bulan, yang seakan sewindu rasanya, Bali kini bersiap menyambut kembalinya wisatawan nusantara (wisnus). Mesin-mesin penggerak industri pariwisata perlu dihidupkan kembali, agar tidak terlelap dalam ketidakpastian yang panjang. Bagi para pelaku pariwisata di Bali, pembukaan di penghujung bulan ini ibarat menemukan oase di padang gurun yang gersang.

Sinyal pembukaan telah diberikan Gubernur I Wayan Koster beberapa waktu lalu, seperti diberitakan Antara, 22 Juli lalu. Namun, pada tahap ini, Bali hanya dibuka untuk kunjungan wisatawan nusantara. Sementara untuk wisatawan mancanegara rencananya baru dibuka pada 11 September 2020 mendatang.

Pura Batu Bolong-Tanah Lot. Sumber: Koleksi pribadi
Pura Batu Bolong-Tanah Lot. Sumber: Koleksi pribadi
Industri pariwisata begitu penting bagi perekonomian di pulau nan indah ini. Bisa dikatakan, hampir di seluruh sudut Pulau Dewata, kita menyaksikan begitu banyak atraksi wisata yang selalu menarik ribuan hingga jutaan wisatawan mengunjunginya setiap tahun. Dan semua itu menimbulkan suatu multiplier effect yang begitu meluas. Mulai dari usaha perhotelan, travel agent, bisnis kuliner, toko suvenir, hingga jasa pramuwisata.  


Berdasarkan data yang disajikan di laman statista.com, Bali mencatat total 6.3 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang tahun 2019. Sebuah pencapaian fantastis, jika dibandingkan total kunjungan wisatawan dunia ke seluruh Indonesia yang sekitar 16.1 juta. Sedangkan, target Indonesia sendiri, sesuai yang pernah ditetapkan Presiden Jokowi, adalah 20 juta wisatawan mancanegara.

Lalu bagaimana dengan kunjungan wisatawan nusantara (domestik) ke Bali? Tahun 2019 lalu diperkirakan mencapai 10 juta. Suatu angka yang sangat tinggi dibandingkan provinsi manapun. Bagi wisatawan lokal, Bali tetap mempunyai pesona yang sulit ditemukan di destinasi lain. Biarpun sudah beberapa kali ke Bali, banyak wisatawan masih suka untuk kembali dan kembali lagi ke Bali.

Upacara adat di Bali. Sumber: Koleksi pribadi
Upacara adat di Bali. Sumber: Koleksi pribadi
Provinsi Bali meliputi pulau Bali dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Dengan luas wilayah 5,780 km persegi, Bali dihuni 4.3 juta jiwa. Di awal kemerdekaan Indonesia, Bali termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil dengan ibukota Singaraja. Namun, sejak 14 Agustus 1958, Bali menjadi provinsi sendiri dengan Denpasar sebagai ibukotanya.

Sejak awal 1960-an ketika Soekarno mulai mencanangkan pariwisata sebagai salah satu sektor penting di Bali, khususnya ketika Bali Beach Hotel dibangun di Sanur tahun 1963, industri pariwisata pun mulai bergairah.

Pariwisata Bali kian berkembang ketika Bandara Internasional Ngurah Rai dibuka tahun 1970. Namun, sentra wisata awalnya hanya berfokus di sisi selatan Pulau Bali, yakni kawasan Pantai Kuta dan Pantai Sanur, serta Ubud di Gianyar.

Sejarah pariwisata di Bali kemudian menapak ke level berbeda ketika dibentuknya BTDC (Bali Tourism Development Corporation) pada tahun 1972. Fokus utamanya saat itu adalah pengembangan area komersial Nusa Dua menjadi destinasi wisata kelas dunia di Indonesia.

Selanjutnya, antara tahun 1981-1983 mulai dibangun hotel bintang lima pertama, yakni Nusa Dua Beach Hotel. Dan beberapa tahun berikutnya disusul Hotel Putri Bali, Melia Bali Sol, dan lain-lain. Kini kawasan Nusa Dua, termasuk area sekitarnya, bahkan hampir seluruh semenanjung di selatan pulau Bali ini, mulai dari Jimbaran hingga Pecatu, telah berkembang pesat dengan berbagai fasilitas hotel, resto, kafe, dan sebagainya.

Sementara kawasan Pantai Kuta dan sekitarnya, seperti Legian dan Seminyak, seakan telah menyatu. Jalan-jalan sepanjang area ini selalu ramai dan kerap macet hingga arah Kerobokan. Begitulah, pariwisata telah merubah wajah kawasan ini menjadi salah satu sentra pariwisata terkemuka di Indonesia dan dengan sendirinya menjadi sangat komersial.

Prosesi Melasti. Sumber: Koleksi pribadi
Prosesi Melasti. Sumber: Koleksi pribadi
Di sisi lain, industri pariwisata juga merambah hingga wilayah utara Bali, yang dulunya jauh dari aktivitas pariwisata. Dan mungkin saja, seluruh arah mata angin pulau indah ini telah dijelajahi para wisatawan dan sekaligus dijajaki para investor yang selalu tajam mengendus setiap potensi wisata dan peluang usaha untuk dikembangkan.

Hebatnya, Bali tidak hanya mengandalkan keindahan alamnya saja, tapi juga menjaga semua tradisinya yang kaya agar tidak tergerus gelombang modernisasi yang dibawa wisatawan dari seluruh dunia. Tidak kalah menariknya, para pelaku wisata pun selalu kreatif menciptakan berbagai atraksi baru atau tren kekinian, yang selalu menggoda wisatawan untuk kembali lagi.

Objek-objek wisata pun sudah menyebar ke seluruh pulau, termasuk ke pulau-pulau kecil di sekitarnya. Kalau dulu kita hanya mengenal Pantai Sanur untuk menyambut sunrise yang gilang gemilang. Dan Pantai Kuta dan pantai-pantai tetangganya untuk mengantar sunset yang meredup syahdu di ufuk barat. Kini puluhan pantai lain pun makin menarik minat wisatawan.

Broken beach, Nusa Penida. Sumber: Koleksi pribadi
Broken beach, Nusa Penida. Sumber: Koleksi pribadi
Di semenanjung selatan Bali, kita segera kenal nama pantai-pantai yang sudah tidak asing lagi, seperti Jimbaran, Dreamland, Bringin, dan Padang-Padang. Lalu di sisi lain semenanjung, ada Pantai Pandawa dan Nusa Dua. 

Begitu pula pantai-pantai karang dengan tebing curam di Nusa Penida yang kian hits beberapa tahun terakhir ini, seperti pantai Kelingking, pantai Atuh, Pasih Uug (Broken beach) dan Diamond beach. Dan hampir di seluruh pantai lainnya di Pulau Bali, tidak luput dari 'koloni' para wisatawan. Tentunya, masing-masing pantai memiliki ciri dan karakter berbeda.

Jika tidak berminat ke pantai demi menghindari sengatan panas yang cukup menyengat, maka kawasan pegunungan di Bali tidak kalah berkilau. Kawasan pegunungan yang sejuk dan danau-danau indah di Bali sudah seperti magnet yang begitu kuat menyedot arus wisatawan.

Danau Batur-Kintamani, Danau Bratan-Bedugul, Danau Tamblingan dan Danau Buyan menjanjikan panorama aduhai yang selalu diburu wisatawan, termasuk para pehobi fotografi. Imaji-imaji menawan pun bisa dilihat di ribuan akun sosmed seperti Instagram dan banyak blog perjalanan lainnya.

Danau Tamblingan. Sumber: Koleksi pribadi.
Danau Tamblingan. Sumber: Koleksi pribadi.
Bahkan atmosfer pedesaan seperti yang terhampar di Ubud, Panglipuran, Tenganan, Trunyan, Jatiuwih dan desa lain pun begitu digandrungi wisatawan. Bagi pengunjung dari kota-kota besar, suasana desa ibarat sebuah postcard nan cantik. Mungkin seperti sebuah ungkapan, "There is beauty in simplicity."

Pura-pura yang megah dan sakral ikut melengkapi semua pesona magis Pulau Dewata ini. Nama-nama tenar pura di Bali telah lama tertulis dalam berbagai buku perjalanan dunia bertajuk "Guide to Bali". Pura Besakih, Pura Ulun Danu, Pura Taman Ayun Mengwi, Pura Tanah Lot dan Pura Uluwatu adalah deretan objek wisata ternama dan sekaligus pura yang suci bagi penganut Agama Hindu, yang juga merupakan agama mayoritas di Bali.

Puja-puji ke Bali memang bukan isapan jempol. Tahun 2017, TripAdvisor, situs perjalanan terkenal asal AS, menobatkan Bali sebagai "The World's Top Destination" dalam kategori "Traveller's Choice Award". Belum termasuk puluhan penghargaan individual nan prestisius lainnya, baik untuk kategori hotel terbaik, restoran, dan lain-lain.

Majalah pariwisata bergengsi Travel+Leisure juga menempatkan Bali sebagai salah satu dari "The Top 25 Islands in the World" di tahun 2020, setara dengan pulau-pulau ternama di dunia lainnya. Predikat yang sama juga disabet Bali dari majalah ternama lainnya, Conde Nast Traveler, yang mengusung Bali dalam "Top 5 in Asia" berdasarkan survei "2019 Readers' Choice Award". 

Bagi penulis yang sudah cukup sering ke Bali, pulau ini seakan hadir untuk semua wisatawan. Bali is for everyone. Pecinta pantai, penyuka budaya, pemburu keindahan alam, penikmat kuliner, maupun pemuja kemewahan layanan kelas atas. 

Bukan itu saja, Bali juga sudah lama menjadi destinasi favorit bagi wisatawan korporat, baik untuk rapat perusahaan, company outing atau sekedar liburan bersama berupa perjalanan incentive. Begitulah Bali, destinasi wisata nomor satu di Indonesia ini. Sungguh sulit untuk tidak jatuh cinta dengannya...

Kini Bali bersiap menyambut wisatawan kembali. Suatu peluang untuk meyakinkan dunia bahwa Bali sudah aman untuk kunjungan wisata. Namun, pembukaan ini juga suatu 'test case' apakah kita semua, baik wisatawan maupun pelaku pariwisata, bisa menjaga kepercayaan ini atau tidak.

Seperti yang disampaikan Sekjen UNWTO (United Nations World Tourism Organization), Zurab Pololikashvili, "Trust is the New Currency of our New Normal". Jika kepercayaan ini tidak dijaga dengan komitmen 100%, maka usaha pemulihan Bali sebagai destinasi yang aman akan kian menjauh.

Kelapa Gading, 30 Juli 2020
Oleh: Tonny Syiariel

Catatan: Semua foto-foto adalah koleksi pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun