Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Topan Badai Bisnis MICE di 2020, Ada Solusi?

21 Juli 2020   10:30 Diperbarui: 22 Juli 2020   08:21 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta pameran ITB Asia. Sumber: www.itb-asia.com

Dan berdasarkan data ICCA (International Congress & Convention Associaton) pada 2018, yang sempat dikutip Kompas.com pada 3 Juni 2020, Wisatawan MICE memiliki kemampuan pengeluaran sekitar 2.000 dolar AS per hari dengan rata-rata lama menginap selama lima hari. Bahkan banyak pengamat meyakini tingkat pengeluaran bisa jauh lebih besar dari angka tersebut.

Pameran IFRA oleh Dyandra. Sumber: dyandra.com
Pameran IFRA oleh Dyandra. Sumber: dyandra.com
Lalu bagaimana situasi terkini bisnis MICE di tanah air? Dari kantor Kemenparekraf, seperti dikutip beberapa media, Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi & Pameran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Iyung Masrurah menyebut angka kerugian dari sektor ini sudah mencapai Rp 2,69 hingga Rp 6,94 triliun.

"Ada 96,43% acara dilakukan penundaan dan 84,20% lainnya dibatalkan dari 17 Provinsi," kata Iyung Masrurah kepada CNBC Indonesia, Kamis, 18 Juni 2020 lalu.

Dari situs Dyandra Promosindo, salah satu penyelenggara MICE terbesar di Indonesia, beberapa pamerannya sudah dipastikan batal, sambil menunggu situasi lebih kondusif. 

Dan sebagiannya lagi telah dijadwal kembali hingga 2021. Meskipun demikian, ada juga yang akan tetap dijalankan sesuai protokol kesehatan Kenormalan Baru atau dengan cara lebih inovatif.

Indonesia International Furniture Expo (IFEX), misalnya, yang merupakan Pameran Mebel dan Kerajinan B2B (business to business) terbesar di Indonesia dan kawasan regional, berani melakukan terobosan inovatif dengan tetap menyelenggarakan pameran IFEX 2020 secara digital. 

Menarik bukan? Dengan inovasi ini, para buyers dan exhibitors tetap bisa saling berinteraksi melalui laman resmi IFEX 2020. Di situs tersebut, para buyers bisa memilih referensi produk dan kategori yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan mereka. Sungguh inovatif!

Sementara pameran besar lainnya, yang masih di bawah payung Dyandra, yakni “IIMS Motorbike Show 2020”, akan tetap digelar pada 2 - 4 Oktober 2020 di JIExpo Kemayoran. 

Pameran ini akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat, mulai dari pengecekan suhu tubuh, penggunaan masker atau face shield, menerapkan physical distancing, dan menyediakan lokasi cuci tangan atau hand sanitizer. Selain itu, pihak penyelenggara juga memastikan floor plan disesuaikan dengan standard baru, termasuk gateway selebar 3 meter, hingga penerapan crowd control.

Namun, jika pandemi ini tidak menunjukan perubahan signifikan, bukan tidak mungkin protokol kesehatan ala New Normal pun tidak cukup meyakinkan. Boleh jadi, itulah pertimbangan dari Messe Berlin (Singapore) yang akhirnya memilih ‘go virtual’ daripada terjebak pada ketidakpastian yang panjang.

Kembali ke pilihan Go Virtual ternyata bukan Messe Berlin (Singapore) yang menjadi pionir di wilayah ASEAN. Sepanjang bulan Juni – Juli bahkan sudah ada dua kali 'Virtual Travel Mart’, yang masing-masing diselenggarakan oleh ITLF (Indonesian Tour Leaders’ Forum) dan ASTINDO (Asosiasi Travel Agent Indonesia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun