Mohon tunggu...
Tonang Dwi Ardyanto
Tonang Dwi Ardyanto Mohon Tunggu... Dokter - Akademisi dan Praktisi Pelayanan Kesehatan

Dosen, Dokter, ... Biasa saja.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gawat! Pasien Rhesus Negatif Butuh Darah?

17 Maret 2018   21:13 Diperbarui: 18 Maret 2018   14:31 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Jawa Pos

Di sela-sela tugas dan kegiatan, suatu hari di pekan ini, ada telepon dari sebuah RS di Indoneia bertanya tentang suatu kasus. Ringkasnya, ada seorang pasien membutuhkan transfusi. Dari pemeriksaan diperoleh golongan darahnya adalah - sebut saja - A.

Oleh BDRS dilakukan proses reaksi silang serasi (Cross-match) dengan satu kantong golongan darah A. Proses cross-match lancar, tidak ada reaksi, sehingga dinyatakan darah aman untuk ditransfusikan.

Sesaat sebelum darah diberikan, sesuai prosedur, perawat melakukan identifikasi ulang. TIba-tiba pasien menyatakan: golongan darah saya itu A rhesus negatif. Segera perawat mengecek: lho ini kok darahnya A+ (A Rhesus positif).

Jadilah "kegaduhan". BDRS beralasan: tapi jelas lho ini sampai kami ulangi, cross-matchnya tidak ada reaksi. Memang kami tadi hanya memeriksa golongan darah ABO saja hasilnya A. Sementara rhesusnya kami tidak lakukan, karena kan selama ini ya semua hasilnya Rhesus positif.

Jadi bagaimana sebenarnya?

Memang, orang Indonesia dengan Rhesus negatif, tergolong kecil jumlahnya. Akibatnya, kita juga tidak terbiasa bertanya: Rhesus saya apa ya? Biasanya kita hanya bertanya: golongan saya A, B, O atau AB ya?

Sistem ABO dan Rh adalah dua diantara banyak sistem penggolongan darah. Kita selama ini terbiasa hanya sistem ABO karena itu yang umum kita kenal dan banyak digunakan.

Beda golongan darah antara donor dan pasien bisa berbahaya bila ditranfsusikan. Disamping perbedaan menurut sistem ABO, beda menurut sistem Rh juga penting dan berbahaya. Maka seharusnya, golongan darah sistem Rh juga diperiksa setiap kali ada pemeriksaan untuk persiapan transfusi.

Pemeriksaannya dengan mendeteksi adanya Antigen D pada darah seseorang. Bila terdapat antigen D, berarti Rh+. Sebenarnya, sistem Rh tidak hanya ditentukan oleh Antigen D, ada lagi Antigen C dan E. Namun yang dominan memang antigen D. Diantara ketiganya ada kemiripan tinggi.

Kalau saat diperiksa tidak ada Antigen D, maka disebut orang tersebut bergolongan Rh(-).

Tapi, nyatanya itu toh cross-match lancar tanpa reaksi?

Seorang pasien Rh(-) yang masih "murni", maka dalam darahnya memang tidak ada Antigen D. Tetapi dia juga tidak memiliki Antibodi d (Anti-D). Karena itu ketika ditransfusi dengan darah bergolongan Rh(+) yang mengandung Antigen D, tidak terjadi reaksi apa-apa: Cross-match lancar, diberikan transfusi juga tidak masalah.

Namun, sekali seorang Rh(-) mendapatkan darah dengan Rh(+), maka orang tersebut akan membentuk Anti-D dalam darahnya. Akibatnya, kalau suatu saat selanjutnya orang tersebut sakit dan harus mendapatkan darah transfusi dengan Rh(+), akan terjadi reaksi: cross-match akan terdeteksi ada reaksi, sehingga tidak boleh diberikan kepada pasien.

Hal lain yang bisa membuat orang dengan Rh(-) tidak murni lagi, adalah ketika hamil dengan janin yang bergolongan Rh(+). Akibat paparan darah janin ke Ibunya, maka Ibu yang ber Rh(-) itu akan membentuk Anti-D. Selanjutnya, kalau nanti Ibu tersebut terpaksa harus menerima transfusi dengan Rh(+), akan terjadi reaksi yang tidak diharapkan.

(Tentang efek terhadap kehamilan, perlu pembahasan tersendiri).

Dengan demikian, tetap saja golongan Rh harus diperiksa agar tidak terjadi risiko, meskipun seandainya tidak ketahuan, dan pasien masih Rh(-) murni memang pada kesempatan transfusi pertama, tidak akan terjadi masalah.

Lantas, kalau benar-benar Rh(-) bagaimana? Tidak ada yang bisa ditransfusikan?

Frekuensi orang dengan RH(-) bervariasi antar wilayah. Di Indonesia memang kebetulan cenderung sedikit. Meski demikian, jangan khawatir. Di banyak daerah, di hampir semua PMI, selalu ada daftar dan perhimpunan para pendonor aktif dengan Rh(-). Merekalah yang selalu baik hati berbagi bila sewaktu-waktu ada pasien yang membutuhkan transfusi dengan Rh(-).

Demikian. Mangga.

#MerawatVitalitasProfesional

@ antara Soetta - Dikti Senayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun