Pemilihan Presiden yang tingal menghitung hari, benar-benar menguras emosi dan akal masyarakat Indonesia. Berbagai kejadian dan peristiwa yang silih berganti  selama masa kampanye akhirnya harus berakhir.  Pertarungan  yang dipertontonkan dengan kampanye  terbuka kedua belah calon. Puncaknya adalah ketika pasangan 02 membuat kampanye akbar di GBK tanggal 07/04/2019.Â
Sedangkan pasangan 01 melakukannya di tempat yang sama pada tanggal  13/04/2019. Yang menarik dari kedua kubu ini, jelas terlihat masa pendukungnya dan identitasnya pemilihnya.
Kubu 01 yang menggelar konser dengan 500 artis dan didukung oleh  pengusaha sedangkan kubu 02 dengan menggelar sholat tahajud dan subuh yang didukung oleh para ulama. Hiruk pikuk  kampanye akbar itu akhirnya berakhir ketika memasuki masa tenang. Tetapi apakah masa tenang, membuat kedua belah kubu menjadi tenang?Â
Justru pada masa tenang inilah pertarungan yang benar-benar yang sulit untuk dinalar. Pertarungan bratayudha yang sulit dilihat dengan mata telanjang, tetapi dapat dirasakan oleh orang-orang tertentu.
Pertarungan tingkat tinggi antara kekuatan yang dihasilkan oleh mantera/jampi-jampi dukun, atau orang pintar maupun paranormal dengan doa-doa yang dipanjatkan oleh para kyai dan ulama.
Puncak pertarungan ini akan terjadi pada tanggal 17 April 2019. Dan segala sesuatu bisa saja terjadi pada hari itu, antara kekuatan mantera/jampi bertarung dengan kekuatan doa. Sungguh pilpres 2019 kali ini benar-benar terjadi perang total yang digaungkan oleh kubu 01 dengan perang badar yang dikomandoi oleh kubu 02.Â
Bagi penulis, semoga pertarungan ini cukup sampai tanggal 17 April 2019. Setelah hari itu, semua kekuatan bersatu kembali untuk membangun bangsa ini yang mulai terpecah belah. Dan Indonesia akan menjadi mercusuar dunia seperti yang diinginkan oleh pendiri bangsa ini.Â