Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Money

Bank Mandiri Kucurkan 2 Trilyun Lebih untuk Bangun Tol di Sumatra

18 Oktober 2018   09:37 Diperbarui: 18 Oktober 2018   10:10 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2018 ini, Indonesia berkesempatan menggelar tiga event besar skala Internasional. Dua dari tiga event tersebut adalah multievents olahraga yaitu Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018. Dan yang satu lagi, adalah event pertemuan berupa Annual Meeting IMF-World Bank dimana salah satu event di dalamnya adalah Indonesia Investment Forum (IIF) 2018. 

Kalau multievents olahraga digelar di Jakarta, Palembang dan Jawa Barat, untuk Annual Meeting IM-World Bank (selanjutnya saya singkat dengan AM IMF-WB saja ya), digelar di Pulau Dewata, yaitu Bali.

Indonesia menjadi tuan rumah AM IMF-WB ini bukanlah ditunjuk langsung. Tapi Indonesia harus bersaing dengan negara lain. Anggota IMF (International Monetary Fund) saja sudah ada 189 negara. Untuk menjadi tuan rumah perhelatan Annual Meeting tahun 2018, terdapat sembilan negara yang mengajukan diri sebagai tuan rumah, termasuk Indonesia.

Setelah melalui seleksi, tersisa tiga negara kandidat termasuk Indonesia. Tim IMF kemudian melakukan survei, dan dari berbagai aspek penilaian, Indonesia akhirnya terpilih menjadi tuan rumah AM IMF-WB ini. 

Bagaimana dengan AM IMF-WB ini sendiri, jumlah pesertanya berdasarkan data terakhir, melebihi dari 35.000 orang. Padahal, diperkirakan awalnya di angka 15.000 orang saja, dari 189 negara anggota IMF. Bukan angka yang tidak sedikit kan?

Apa sih yang dibahas di AM IMF-WB ini? Salah satunya adalah Investasi. Ada juga soal financial technology (fintech), tapi yang pasti sangat menarik adalah soal Investasi. Apalagi investasi ini terkait soal infrastruktur. Pembaca pasti sudah tahu kalau Indonesia saat ini tengah membangun infrastruktur, mulai dari jalan baik tol dan non tol, pelabuhan hingga bandar udara (bandara).

Presiden Joko Widodo memang menggenjot pembangunan infrastruktur ini, untuk membangun konektivitas. Dengan konektivitas yang baik, barang dan jasa akan bergerak dengan baik. Mengangkut bahan kebutuhan pokok tidak akan kesulitan. Harga barang dengan konektivitas yang baik, bisa ditekan agar lebih murah.

Soal Investasi ini, ada sebuah event tersendiri yang menjadi bagian dari Annual Meeting ini. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya di atas, namanya adalah Indonesia Investment Forum. 

Indonesia Investment Forum 2018 ini, dibuka pada 9 Oktober lalu. Yang menjadi pembicara di event ini adalah Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyan Indrawati hingga Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.

sumber foto : jadimandiri.org
sumber foto : jadimandiri.org
IIF 2018 ini sendiri, bertemakan Paradigma Baru dalam Pembiayaan Infrastruktur (a new paradigm in infrastructure financing). Nah benar kan kalau yang dibahas nggak jauh-jauh dari pembiayaan infrastruktur.

Presiden Joko Widodo, dalam berbagai kesempatan mengatakan bahwa, untuk pembangunan infrastruktur ini, pembiayaannya tidak seluruhnya harus dari pemerintah atau menggunakan APBN. Pembiayaan infrastruktur ini juga bisa berasal dari Investor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun