Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"The Post", Gambaran Mendetail tentang "Pentagon Papers"

9 Maret 2018   17:15 Diperbarui: 9 Maret 2018   17:25 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur saja, saya tidak pernah membayangkan bahwa tidak ada pertarungan pers dan pemerintah di Amerika Serikat. Tidak ada "tekanan" pemerintah kepada pers di negara paman sam tersebut. Tapi, anggapan saya tersebut ternyata salah, ketika saya menonton film "The Post".

The Post ini, awalnya saya pikir, tidak akan tayang di bioskop Indonesia. Semenjak dirilis sedunia akhir Desember lalu, tidaka da tanda-tanda film ini tayang di Bioskop. Lah poster bertuliskan coming soon saja tidak ada. Apalagi teaser atau trailer yang ditayangkan. Tidak ada sama sekali.

Sepekan lalu, tiba-tiba saja, saya melihat, film ini tayang di jaringan bioskop CGV. Dan sudah pasti saya harus menontonnya.

Setting awal cerita film ini, adalah dengan penggambaran perang vietnam tahun 1966. Adegan kemudian berlanjut ketika sebuah dokumen bertuliskan "Top Secret" dan "Sensitive" yang diambil dari brankas dan kemudian difotocopy. Dokumen tersebut memanglah sangat rahasia karena menggambarkan mengapa Amerika Serikat terlibat dalam perang Vietnam.

Adegan dalam film kemudian loncat ke tahun 1971, atau lima tahun kemudian. Loncatan lima tahun tersebut kemudian masuk ke sosok seorang Tom Hanks yang memerankan Ben Bradlee yang merupakan editor eksekutif atau semacam pemimpin redaksi media koran di sini dan Meryl Streep yang memerankan Kay Graham, owner dari Washington Post.

Kedua tokoh ini, merupakan tokoh sentral dalam film ini, selain tokoh-tokoh lainnya. Adegan kemudian mengalir ketika dokumen yang rahasia tersebut, sampai ke salah satu media cetak koran besar di Amerika Serikat. New York Times. Dan menjadi berita besar.

Adegan-demi adegan kemudian berlanjut ke Pemerintah Amerika Serikat yang akhirnya memberikan sanksi ke The New York Times. Meski sudah dilarang, The Washington Post yang dikomandani oleh Ben Bradlee sangat ingin memberitakan soal dokumen sangat rahasia tersebut.

Sesungguhnya, pertarungan pemberitaan soal dokumen rahasia tersebut inilah yang menjadi inti cerita film ini. Salah satu jurnalis di The Post, Ben Bagdikian akhirnya bisa mendapatkan dokumen rahasia melalui sumbernya.

Pertarungan selanjutnya adalah internal The Post. Ben harus "fight" dengan direksi The Post. Mereka tidak setuju artikel soal dokumen tersebut diterbitkan, sementara Ben sangat berhasrat menerbitkan.

Pada akhirnya, keputusan memang berada di Kay Graham sebagai pemilik dari The Post. Seusai penerbitan ini lah yang membuat saya sedikit kaget. Karena ternyata di Amerika Serikat, yang saya pikir negara sangat demokratis mengalami masa seperti ini.

Pemerintah kemudian memanggil media untuk disidang. Sampai ke level Mahkamah Agung bahkan. Meskipun akhirnya The Post dan The Times (New York Times) menang, bahkan sekelas Presiden Amerika Serikat ditunjukkan sampai melarang masuk wartawan The Post ke dalam lingkungan White House.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun