Sudah cukup banyak orang yang menulis tentang acara pencarian bakat yang satu ini. Tapi disini saya akan coba ulas kembali info-info yang benar terkait AFI sekaligus meluruskan pernyataan beberapa orang yang menulis artikel tentang AFI tapi hanya sekedar menulis tidak berdasarkan fakta. Bagi anda yang menyebut saya sebagai penyuka tayangan AFI, sah-sah saja karena memang saya mengikuti acara ini sejak pertama kali digelar dulu.
Di tahun 2003, disaat semua stasiun TV mengandalkan sinetron sebagai program unggulannya, Indosiar merilis program baru yang benar-benar berbeda. Itulah Akademi Fantasi Indosiar, yang kita kenal sampai saat ini dengan sebutan AFI. Inilah acara pencarian bakat paling fenomenal di Indonesia dan sampai saat ini ratingnya belum bisa dikalahkan oleh ajang pencarian bakat manapun. Sedikit dari anda yang tahu, kenapa AFI bisa dikatakan sebagai acara dengan rating tertinggi dan tak bisa terkalahkan ajang pencarian bakat lainnya. Â Beberapa dari anda mungkin berpikir hal tersebut tidak masuk akal, namun itulah kenyataannya. AFI yang dimulai pertama kali 6 Desember 2003, meraih 2 kali kesuksesan berturut-turut dalam rating. Grand Final AFI 1 berhasil meraih TVR 18.7 & Share 50.4%. Sedangkan Grand Final AFI 2 berhasil meraih TVR 18.9 & Share 54%. Ajang pencarian bakat terakhir yang juga sukses adalah X-Factor Indonesia, namun tetap belum bisa mengalahkan AFI karena TVR nya baru berkisar antara 4-5 dan Share baru mencapai maksimal 30% lebih.
Dengan kesuksesan yang luar biasa tersebut, AFI pun menjadi pemicu banyaknya ajang pencarian bakat yang ada di Indonesia saat ini. Tak hanya AFI, kakaknya, 'La Academia' dari Meksiko juga menjadi ajang paling fenomenal di regional Amerika Latin dan bertahan sampai 10 musim di 2012, 'Akademi Fantasia' di Malaysia juga sampai saat ini bertahan menjadi ajang pencarian bakat tersukses dan terpopuler di Malaysia dengan 10 musim di 2013, mengalahkan Malaysian Idol yang hanya bertahan 2 musim saja, serta 'Academy Fantasia' di Thailand yang juga sangat sukses di Thailand dengan 10 musim di 2013. Dapat disimpulkan bahwa memang konsep yang disajikan format 'Academy' (koper eliminasi, momen eliminasi, drama kehidupan para finalis selama karantina, theme song, dsb) ini sangat digemari di negaranya masing-masing.
Ketika AFI sangat digemari di era 2003-2005, banyak sekali orang-orang yang terkena demam AFI. Banyak yang membeli barang-barang seperti baju, poster, dan CD bajakan tentang AFI. Bintang AFI pun menjadi idola semua orang. Setiap konser tur beberapa kota di Indonesia, ribuan fans memadati lokasi konser AFI, bahkan ada juga yang kehabisan tiket. Album kompilasi akademia AFI selalu mendapat penghargaan double platinum karena sukses terjual ratusan ribu kopi. Para akademianya juga sering terlibat dalam FTV, sinetron, dan juga membintangi iklan-iklan. Artis-artis ternama juga datang ke Grand Final AFI untuk menyaksikan idola mereka, bahkan para pejabat tinggi dan SBY serta Wiranto juga mengambil bagian dalam kesuksesan AFI untuk mempromosikan diri mereka secara langsung di panggung fenomenal AFI 2.
Indosiar semakin melangkah menuju kesuksesan dengan hadirnya AFI saat itu. Mereka pun sering membuat program khusus tentang AFI hingga akhirnya ketagihan. Akibat itulah AFI mulai ditinggalkan penontonnya ketika memasuki musim ketiga. Bagaimana tidak, sejak Desember 2003, Indosiar secara terus-terusan menayangkan AFI, itulah yang membuat penonton agak sedikit bosan dengan AFI 3 dan pada saat AFI 3 itu pula sudah ada 2 saingan AFI, yaitu Indonesian Idol dan Kontes Dangdut TPI (KDI) yang membuat penonton pun tak harus menonton AFI lagi untuk melihat bakat-bakat nyanyi terbaik anak muda Indonesia. Tapi meski begitu AFI tetap dipercaya dan dinobatkan sebagai ajang variety/reality show terbaik versi Panasonic Awards 2004.
Kehadiran Indonesian Idol membuat orang-orang membandingkan kualitas finalis AFI dengan II. Ternyata memang, kualitas Idol sedikit diatas AFI pada masa itu. Pengemasan II pun lebih elegan dibanding AFI, hingga akhirnya faktor-faktor tersebut membuat AFI terpaksa ditinggal sebagian penonton setianya. Seakan tak mau semakin jatuh, Indosiar berani menampilkan AFI musim ke 4 atau kita kenal sebagai AFI 2005. Dari segi pengemasan, AFI 2005 jauh lebih baik dibanding AFI 3 dan AFI 2005 pun berhasil menaikkan rating AFI lagi. Gegap gempita AFI kembali muncul di AFI 2005, namun sayangnya di AFI 2006, AFI dinilai sangat gagal dalam pengemasan dan semakin ditinggalkan penonton yang beralih ke Indonesian Idol dan dengan terpaksa AFI dihentikan setelah berakhirnya AFI 2006.
Sampai saat ini banyak orang menanyakan kemana bintang-bintang AFI. Mereka hanya kenal T2 saja, tapi tidak dengan bintang AFI lainnya. Memang, Indosiar kalah dalam mempromosikan talent-talent yang mereka miliki, tidak seperti RCTI yang masih memfasilitasi para alumni dari ajang pencarian bakat mereka untuk tampil di MNC group sehingga alumni AFI pun tidak tahu perginya kemana. Perlu anda tahu bahwa bintang AFI seperti Tia AFI 2 baru saja selesai mengadakan konser tunggal di Belanda, Arin AFI 2006 menjadi penyanyi solo dengan mengeluarkan album baru-baru ini, Takeda AFI 2006 pernah menjadi vokalis Drive namun saat ini menjadi vokalis Fuse, Widi AFI 2006 adalah vokalis band Hello, Oly AFI 2006 adalah vokalis band Winner, dan masih banyak lagi. Kalau dihitung-hitung, alumni AFI banyak yang sudah aktif di industri musik dibanding alumni Indonesian Idol. (info lengkap alumni AFI bisa dilihat di Wikipedia 'Akademi Fantasi Indosiar')
Tahun ini Indosiar pun dengan berani hadirkan lagi AFI 2013 sebagai musim ke 6 AFI. Awalnya AFI 2013 tampil dengan bagus. Ribuan orang masih ingin ikut AFI. Tapi saat ini setelah memasuki babak konser yang disiarkan secara langsung, AFI 2013 belum pernah sekalipun masuk 25 besar program TV. Bisa dibilang ratingnya sangat menyedihkan. Share nya masih dibawah 10%, sangat berbeda jauh dengan AFI sebelumnya. Entah karena Indosiar kurang mempromosikan AFI, penonton bosan dengan konsep AFI yang sekarang, ataupun penonton tidak pernah lagi menonton Indosiar karena image buruknya dengan 'naga' dan program aneh lainnya, terbukti memang program Indosiar saat ini sangat rendah rating. Saya sendiri juga mulai merasakan kebosanan ketika menyaksikan AFI. Yang pertama karena suasana studio terasa garing sehingga membuat penonton di rumah merasa jenuh, prosesnya bertele-tele, dan durasi konser yang cukup lama  (4 jam penayangan, padahal musim sebelumnya hanya berkisar 2-3 jam). Tapi yang saya suka dengan AFI yang sekarang adalah kualitas suara kontestan yang cukup bagus dibandingkan AFI musim sebelumnya.
Akankah AFI 2013 akan terus dengan kondisi seperti ini hingga konser Grand Finalnya nanti? Akankah AFI akan meraih kembali popularitasnya? Kita tidak tahu. Indosiar harus melakukan sesuatu demi menyelamatkan AFI 2013 ini, apalagi sebentar lagi akan hadir Indonesian Idol. Kalau seperti ini terus, AFI akan dilibas saat II hadir nanti. AFI yang dulunya merupakan ajang pencarian bakat paling populer akan berakhir semakin tragis apabila Indosiar tidak bisa mengemas AFI menjadi lebih baik lagi.
* Bagi anda yang penasaran dengan AFI saat ini, tidak ada salahnya coba melihat Konser AFI setiap hari Jumat malam dan melihat Diari AFI yang mulai 28 Oktober (Senin-Jumat) jam 17.30 WIB.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI