Mohon tunggu...
Tom Artandi
Tom Artandi Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya seseorang yang hobi menulis apapun yang menarik perhatian.

Andai bisa menulis yang bermanfaat itu lebih bernilai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bidadari Surga

3 Maret 2014   17:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seseorang lelaki duduk sejenak beristirahat. Dibawah pohon yang rindang ia melihat matahari perlahan-lahan bergerak turun memancarkan semburat merah penuh misteri. Ia  merenung kemudian memandang jauh kedepan. Sebuah jalanan lurus membentang panjang. Jalanan yang akan ia lalui untuk mencapai tujuannya kelak.

Pada suatu malam  ia bermimpi . Berada pada suatu tempat menakjubkan yang dibawahnya mengalir air jernih yang bercahaya. Ditempat itu, ia bertemu dengan  bidadari. Bidadari yang mengenakan pakaian dengan perhiasan   indah menawan. Keindahan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Yang kecantikannya tak  terlukiskan oleh kata-kata.

Ia begitu terpesona dan  menghampiri  sang bidadari . Ingin memeluknya seerat mungkin tanpa niat untuk melepaskannya.  Tetapi bidadari itu segera menjauh seraya berkata kepadanya. Suaranya terdengar begitu lembut dan merdu. Yang kelembutannya belum pernah ia rasakan.

Belum saatnya. Ruhmu masih berada dibadanmu. Sucikanlah terlebih dahulu hingga saatnya nanti engkau bisa menjumpaiku. Insya Allah, kita berbuka puasa bersama disini.

Lelaki itu terbangun dan menyesalinya,  mengapa mimpi itu begitu singkat.  Bangun pada dini hari  yang dingin membuatnya teringat pada Yang Maha Kuasa. Kerinduannya pada bidadari surga  membuatnya bertekad untuk memperbaiki diri.  Ia segera bersujud pada Yang Maha Penyayang memohon ampunan untuk masa yang terlewat, masa sekarang ataupun masa yang akan datang.

Kemudian dalam perjalanannya pada lintasan waktu kehidupan, ia menyadari sesuatu yang selama ini terlupakan. Hatinya penuh kerinduan. Kerinduan yang tak pernah ia bayangkan. Berada pada genggaman seorang gadis yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Dan kini ia tahu, dialah – sang gadis – bidadari surga itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun