Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kerja Itu Untuk Diri Sendiri, Bukan untuk Perusahaan

16 Januari 2023   15:59 Diperbarui: 16 Januari 2023   16:01 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pexel.com

Beberapa hari yang lalu saya kedatangan atasan dari Jakarta.Ini adalah hal yang rutin terjadi.Seperti biasa akan ada meeting dan kami diwajibkan untuk melakukan presentasi.Tujuannya tentu tak lain dan tak bukan adalah untuk melihat hasil kerja kami beberapa bulan ke belakang.

Kalau sudah meeting begini pokoknya siapin mental aja deh, pasti akan banyak pertanyaan yang harus mampu kami berikan jawabannya.Setelah meeting dua hari tibalah saatnya closing statement karena beliau harus pulang ke Jakarta.Evaluasi dan motivasi disampaikan.

"Kerja itu untuk diri sendiri, bukan untuk perusahaan, perusahaan sudah banyak duitnya.Kejar insentif sebanyak-banyaknya.."Demikianlah meeting kami berakhir sore itu, dan ditutup dengan sekantor ditraktir bos makan diluar.
Saya tidak tahu apakah petuah diatas bisa ditangkap atau relate dengan banyak orang.Tapi bagi kami yang bekerja sebagai seorang marketing, nasehat di atas sudah seperti sebuah pedoman.

Sebab orang marketing tidak mengejar gaji, sebab gaji sudah pasti dibayarkan setiap bulan.Yang dikejar orang marketing adalah insentif, bonus atau komisi.Orang marketing hidup itu hidup dari bisnis.Dia harus terus berproduksi, kalau tidak seleksi alam akan berlaku, dipecat atau dibuat tidak nyaman biar mengajukan resign.

Seorang sales diberi target dan dominan kerja di lapangan.Sehingga cukup jauh dari pengawasan.Maka kerja untuk diri sendiri dan bukan untuk perusahaan adalah sebuah premis untuk menyadarkan: kalau kamu kerja bagus itu hasilnya untuk kamu, kalau kamu kerja asal-asalan juga hasilnya yang menikmati kamu.

Itu sebab petuah di atas begitu powerfull bagi kami di kantor.Bahkan General Manager kami pernah berujar,"Jika saya taruh monyet di meja ini jadi atasan kalian, kira-kira kalian tetap bekerja seperti biasa nggak?"

Jawabannya adalah "ya tetap bekerja sebagaimana harusnya."Artinya kita bekerja bukan karena ada atasan atau atasannya siapa.Ada atau tidak ada atasan kita tetap harus bekerja sebagaimana mestinya.Bahkan kasarnya, sekalipun perusahaan menaruh monyet sebagai atasan kita, toh kita harus tetap bekerja sekalipun monyet tak mungkin bisa memimpin kita.

Saya sendiri saat ini adalah seorang supervisor di sebuah perusahaan farmasi.Saya membawahi 3 orang.Adakalanya saat orang-orang yang ada di bawah kordinasi saya bekerja tidak sesuai harapan, saya terpancing marah.Namun saya ingat pesan General Manager saya,"Bahwa pemimpin yang baik marah bukan karena emosi, tapi marah karena harus."

Tentu beda bukan.Marah karena emosi bisa jadi yang keluar adalah cacian yang malah membuat keharmonisan tim menghilang.Maka saat saya rasa ada yang salah dengan bawahan saya, saya tegur mereka lalu saya beri pandangan yang mendoktrin mereka karena disampaikan secara berulang-ulang.

"Kerjalah untuk diri sendiri bukan untuk perusahaan."Saya motivasi mereka untuk mengejar insentif sebanyak-banyaknya.Dan cara ini terbukti jitu.Saat mereka sadar bahwa apapun yang mereka kerjakan hasilnya akan kembali pada mereka, mereka mulai bekerja dengan benar tanpa perlu pengawasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun