Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Amien Rais, Ruhut Sitompul, Gatot Nurmantyo, Polisi, Mahasiswa, dan Nama-nama lain

17 Oktober 2020   12:08 Diperbarui: 17 Oktober 2020   12:26 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar detikNews.

Saya pikir jika melihat pemberitaan media di mana draft-nya belum selesai tapi sudah disahkan, lalu munculnya isu pasal-pasal susulan yang ditakutkan, saya pikir tekanan publik ini bagus untuk proses pengawasan mengingat tidak berjalannya proses pengawasan oleh legislatif karena mayoritas partai koalisi pemerintah.

Maka berdemonstrasi lah untuk kesejahteraan umum. Jangan mau ditunggangi oleh kepentingan sekelompok orang. Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, untuk kesejahteraan dan kemajuan pribadi jangan pernah berharap pada kebijakan pemerintah.

Tapi menyarankan agar para buruh menjadi interpreneur semua lalu menghina mereka yang demo, dengan mengatakan makanya kalau mau kaya usaha sendiri, jangan jadi buruh, seperti yang dilakukan Denny Siregar itupun tidak tepat.

Apakah dengan berkata jangan jadi buruh lalu mendorong buruh jadi pengusaha akan menghilangkan profesi buruh? Kan tidak. Maka yang dibutuhkan adalah keseimbangan. Solusi skala nasional dibutuhkan lewat undang-undang Cipta kerja.

Masyarakat yang turun ke jalan sebagai bagian dari pengawasan juga diperlukan dalam terciptanya undang-undang Cipta kerja. Pemerintah juga dibutuhkan untuk menjelaskan isi dari undang-undang Cipta kerja.

Lalu untuk para tokoh politik. Jadilah para pencerah yang mencerdaskan para pendengarmu. Jangan mengeluarkan statement-statement yang menimbulkan pesimisme di hati banyak orang.

Kalau memang undang-undang itu cacat secara prosesnya marilah tokoh politik yang mengerti hukum mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi. Barangkali ada banyak pasal yang merugikan karena proses pembuatannya pun cacat.

Demikian juga untuk aparat penegak hukum sebisa mungkin lakukanlah pendekatan yang persuasif kepada para demonstran. Bagaimanapun mereka rakyat. Yang demo rakyat, yang didemo berasal dari rakyat, yang menjaga juga berangkat dari rakyat, Kita semua adalah rakyat, karena yang menjabat juga akan kembali kepada rakyat setelah habis masa jabatannya.

Jadi mari berekspresi dan bersuara tapi jangan anarkis. Dan dalam proses berdemokrasi itu hendaklah kita juga semakin memiliki pengertian yang benar dan semakin luas.


Damai Indonesiaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun