Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Habib Rizieq Sebaiknya Pulang ke Indonesia Setelah Ganti Presiden

14 Oktober 2020   21:04 Diperbarui: 14 Oktober 2020   21:08 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar tribunnews.com

Tapi alasan ini terlalu dipaksakan mengingat Habib Rizieq adalah seseorang dengan pendidikan yang sangat tinggi, lulusan luar negeri pula.

Maka hanya Habib Rizieq dan Tuhan yang tahu apa sebenarnya motif Habib Rizieq revolusi pemerintahan yang ada saat ini.

Apakah tujuannya ingin membuat negara Islam? Sorry Bung dasar negara kita adalah Pancasila dan undang-undang Dasar 1945. Tak ada tempat untuk hegemoni suatu kaum.

Semboyan negara kita adalah Bhinneka Tunggal Ika, negara kita satu secara hakekat dalam keragamannya. Habib Rizieq Harus melihat bahwa ada begitu banyak penderitaan panjang jika negara ini kacau secara horizontal.

Ada anak-anak kecil yang belum lahir yang akan menanggung kekacauan akibat revolusi.

Maka Saran saya jika Habib Rizieq tidak suka dengan pemerintahan saat ini Bersabarlah di Arab Saudi sampai tahun 2024. Nanti pada pemilihan presiden di tahun tersebut jadilah juru bicara tokoh yang anda dukung.

Pada momen itulah Anda berkesempatan merevolusi pikiran-pikiran masyarakat agar memilih calon presiden yang sesuai keinginan anda. Coba lihat negara-negara di Timur Tengah, kurang menderita apa mereka akibat perang saudara?

Jadi hentikanlah omong kosong ini di tengah sulitnya kehidupan ekonomi saat ini. Kenapa anda tidak berceramah menguatkan iman saudara-saudara yang seagama dengan anda agar tetap bersandar pada Allah di tengah situasi ini.

Cobalah berempati bersimpati dan membumi. Cobalah lihat kebutuhan saudara-saudara kita di akar rumput. Bahwa mereka lelah dengan teori teori kenegaraan yang terlalu besar untuk dicerna.

Kenapa anda tidak pulang ke Indonesia dengan membawa harapan dan menebarkan optimisme. Kenapa hanya kemarahan saja yang terus ditonjolkan. Seolah-olah dengan marah dari peperangan semua masalah selesai.

Mari tetap kedepankan dialog, olah rasa, olah pikir dalam perdebatan perdebatan yang keras namun tetap hidup dalam perdamaian dan kesatuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun