Lagi pula membaca Alkitab versi bahasa daerah agak sulit kalau kita tidak menguasai bahasa daerah tersebut.Seperti saya, saya lebih mudah memahami Alkitab bahasa Indonesia daripada bahasa batak, sekalipun saya orang batak.Karena bahasa yang digunakan memang bahasa batak yang halus, bukan yang kita dengar sehari-hari.Jadi tidak semua bisa dipahami.Paling caranya, buka dua bahasa di aplikasi Alkitab.Jadi saat membaca versi bahasa lain, versi bahasa Indonesianya juga dibuka.Jadi kita bisa mengerti arti kalimatnya.
Justru meminta aplikasi itu dihapus lebih merugikan kita secara hubungan masyarakat.Kekristenan sama sekali tidak dirugikan.Bukankah bahasa hanya alat untuk komunikasi.Kalau ada Injil berbahasa Minang, bukankah bahasa Minang itu akan lebih dikenal masyarakat.Lagipula, hanya karena ada Injil berbahasa Minang, bukan berarti akan menciptakan konflik horizontal diantara keimanan masyarakatkan.
Ya..boleh setuju boleh tidak
Penikmat yang bukan pakar