Mohon tunggu...
Tohir Markum
Tohir Markum Mohon Tunggu... Guru - wiraswasta

Bergiat dalam perintisan pembenahan eschatologic spiritual qoutient afterlife oriented yang mempunyai ranah conscience suara hati, perasaan dan logika common sense.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metaverse dalam Tinjauan Filsafat

18 September 2022   02:34 Diperbarui: 18 September 2022   12:34 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bahasan ini adalah terkait dengan ihwal tentang hologram, metaverse, augmented virtual, virtual reality,ruang waktu, energi,materi ,informasi_ilmu  berdasar hitungan2 kuantum algoritma, observasi teleskop dsb. , sekilas dicermati dari sudut eschatologi keakhiratan, adalh sbb.  : timbulnya ilmu2 tsb, tlah diaturNya muncul seiring pemahaman_pendalaman keigintahuan ,dsb atas ayat2 ttg " senda gurau. permainan, fana, berteduh di perjalanan,jembatan,setitik air di lautan, dsb"*,  dimana tak sedemikian rupa di periode sebelumnya, marupa di periode sebelumnya, maka inilah jawaban aktualnya, yg menguatkan aqidah tauhid, dengan hakikat realita hidup ini, yakni,   " hanya" berupa sinyal listrik ke benak,dari semua pusat indera, alias tak serumit dahsyatnya big bang,bug crunch, dst., alhasil, manakala naik Apollo, space shuttle, dll, adalah jika divirtualkan, direkam, cctv, di "metaversekan"dsb, maka hakikatnya, yg nampak di virtual reality bioskop,  hologram,rekaman digital_pita tsb, adlh sosok2 yg diam di tempat, hanya bergerak seperlunya, alhasil,  hakikatnyatanya_ilmiah haqqulyaqin,  adlh tak menginjak lantai Apollo, bulan, melayang, dst, demikian juga, smua rasa kelezatan, suara, dll.  Namun, tentunya, dikarnakan tlah diciptakan dengan panca indera tsb, maka hidup itulah yg kita jalani, kendati telah ada metaverse, uang krypto,dsb, yg memang tercampur dngan dunia nyata. Alhasil, adlh tak menafikan satupun ayat ttg. penciptaan, dst.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun