Mohon tunggu...
Tohir
Tohir Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat kopi saset

Penyuka teknologi

Selanjutnya

Tutup

Money

Akhirnya Saya Putuskan

3 Maret 2017   21:56 Diperbarui: 21 November 2017   09:40 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: webcrafters.co

Ku putuskan untuk resign dari pekerjaan. sekitar satu tahun yang lalu saya masih bekerja disebuah perbangkan syariah nasional. Namun kini saya seorang pengangguran. Alasannya sederhana, saya ingin mengejar meaning, mendapatkan branding, lalu sukses.

Luar biasa sekali mimpi saya,

Sampai pada akhirnya tidak semudah membalik telapak tangan.

Pekerjaan sungguh membuat saya jenuh, berangkat pagi sekali, pulang selalu malam. Setiap hari kecuali akhir pekan, hari sabtu dan minggu libur. Tiada hari tanpa memikirkan pekerjaan, meskipun di hari libur. pressing, tekanan dan tuntutan pekerjaan terbayang-bayang sampai ke alam tidur.

Bukan karena saya tidak suka pressing dan tuntutan pekerjaan lho ya,,meskipun baru satu tahun saya sebenarnya di sodori kontrak untuk 2 tahun selanjutnya, tapi saya akhirnya memutuskan untuk resign dari pekerjaan karena saya merasa “Kreatifitas saya di tempat tersebut terbelenggu”.

Selain itu saya melihat senior yang sudah terlebih dahulu bekerja paling banter mereka menjadi karyawan tetap dan bekerja dengan gaji yang tidak naik-naik.

Menjadi karyawan, akan terjamin dalam urusan finansial meskipun tidak selamanya mencukupi, menjadi karyawan akan terjamin dalam hal asuransi, misalnya asuransi kesehatan keluarga, pendidikan dan lainya.

Jika saya ditanya mana yang akan saya pilih, menjadi seorang karyawan atau menjadi pengusaha. Dengan tegas saya akan menjawab saya mau buka usaha saja. Pikir dipikir kenapa saya resign dari pekerjaan karena menjadi karyawan itu butuh ketelatenan dan kesabaran baik dalam hal pekerjaan dan penghasilan, kita harus siap diatur, siap ditekan dan siap ditendang dari perusahaan kapan saja.

Keputusanku untuk resign menempatkak ku pada posisi yang sulit, disisi satu saya membutuhkan sumber penghasilan, disisi lain saya ingin memerdekakan idealisme serta ide-ide saya. Idealisme yang menggerakan dan menggetaran semangat dan passion yang tidak saya dapatkan jika saya menjadi karyawan.

Khawatiran tidak terjamin dalam urusan finansial akan membuat kita atau mungkin saya tidak bisa berkembang dan lebih sering mengalahkan passion / keinginan kita dalam memilih apa saja yang kita inginkan.

Kekhawatiran yang berlebihan akan membuat ketidak beranian untuk mengambil keputusan, loe mau tetep kerja, atau loe mau buka usaha. Ada hukum anomali yang penting yang dapat kita pelajari,

Bahwa ,

Kamu merdeka atau kamu “terjajah”. Merdeka dalam mengeksplor potensi dan keinginan, dan terjajah karena kamu tidak bisa berbuat apa yang kamu inginkan.

Saya percaya pada hukum;

“Kesuksesan adalah buah dari tekanan dan himpitan keadaan, kita akan berfikir keras dan berusaha lebih dari 100 % kemampuan kita jika dalam keadaan yang terhimpit dan tertekan”.

Lalu apa kita akan nyaman jika kita membuka risign lalu buka usaha saja?.

Nyaman memiliki pemahaman berbeda tergantung dari mana kita memandang. Karyawan memandang nyaman karena terjamin kepastian keuangan yang jelas, sementara pengusaha memandang nyaman karena pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri, dan kebebasan berpikir.

Dan semua itu tergantung sifat per individu. Ada yang begitu nyaman menjadi karyawan, ada pula yang nyaman menjadi pengusaha.

Akhirnya saya putuskan untuk resign dan membuak usaha, alhamdulilah kini penghasilan saya melebihi penghasilan sewaktu menjadi karyawan.

Kenapa si mas ga bisnis sampingan sekaligus menjadi karyawan?

Saya jamin, hanya beberapa orang saja yang mampu melakukan itu, karena jika setengah-setengah kita tidak mungkin akan fokus, malah akan terbengkalai semuanya. Dan saya memilih untuk fokus salah satu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun