Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dapoer Teh Mulan

12 Februari 2023   17:24 Diperbarui: 12 Februari 2023   17:51 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.aliexpress.com/

Mulan mengeluarkan kunci dari dalam tas, memutar anak kunci itu dan masuk ke bagian dalam restoran. Ruangan dalam resto terasa pengap. Meja dan kursi disusun beberapa tingkat di pojok ruang inti. Mulan berjalan ke ruangan kecil samping gudang, itu kantornya. Perempuan itu selalu berada di sana untuk memeriksa laporan keuangan dan bahan makanan apa yang harus di-restock karena habis.

Mulan duduk, ruangan ini terasa sangat panas tanpa AC. Namun sebulan lalu semua AC di resto ini dijual untuk menutupi kebutuhan hidup mereka. Perempuan itu lalu menarik salah satu laci dan membuka sebuah buku kas besar. Mengamati kolom debet dan kredit yang main lama makin timpang angkanya yang menunjukkan mereka merugi sangat besar. Air matanya jatuh seketika, tangisnya pun pecah pada akhirnya. Ia sesenggukan, menyesali semua yang terjadi. Seharusnya tidak begini, seharusnya tidak begitu. Seharusnya ..., seharusnya ..., berulang kali Mulan mengutuk diri.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Mulan terkejut. Ia belum memberi respons, menunggu sampai ada suara dari luar sana.

"Bu Mulan, ini Dani, Bu. Boleh masuk?"

Mulan dengan cepat mengambil tissue dari dalam tasnya, menyeka air mata yang sudah banjir di pipi.

"Masuk, Dan." balasnya parau.

Pria berusia 21 tahun itu muncul dari balik pintu. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran. Ia pun mematung, tak berani mendekati meja pimpinannya. Dani mengenakan batik seragam resto lengkap dengan name tag bertuliskan Ahmad Dani -- Supervisor, yang tersemat di dada. Rambutnya disisir rapi mengkilap, sama mengkilapnya dengan sepatu pantofel jatah karyawan yang selalu dibelikan Mulan tiap tahun.

"Kamu mau ngapain, Dan?" Mulan memandang Dani dengan wajah bingung.

"Mau ke sini, Bu. Kok mau ke mana? Ibu nggak apa-apa?"

"Tahu dari mana saya di sini?"

"Dari anak-anak dapur, Bu. Katanya Ibu nangis, suaranya tembus sampai keluar ruangan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun