Mohon tunggu...
Tobari
Tobari Mohon Tunggu... Dosen Pascasarjana bidang Manajemen dan alumni S2 Fak.Psikologi UGM 1998 kekhususan Psikometri.

Berharap diri ini dapat bermanfaat bagi orang lain, berusaha aktif menulis artikel inspiratif. Menjadikan tulisan sebagai sarana pencerahan jiwa, agar hidup tak sekadar berjalan, tetapi bermakna untuk mencari bekal kehidupan kekal di akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Bermakna dengan Menjaga Hak Sesama

7 September 2025   10:11 Diperbarui: 7 September 2025   10:11 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi bantuan AI (Dokpri)

Ayat ini menggambarkan betapa berbahayanya jika hati sudah terkunci, sehingga orang merasa benar sendiri dan tidak mau lagi mendengar nasihat yang baik.

Menjadi Tetangga yang Baik

Islam juga menaruh perhatian besar pada hubungan bertetangga. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. ..." (HR. Bukhari dan Muslim)

Tetangga adalah saksi sehari-hari atas akhlak kita. Jika mereka merasa terganggu, apalagi sampai mendoakan keburukan, maka itu tanda kita telah gagal menjadi hamba Allah yang baik.

Penutup: Pilih Jalan Doa Kebaikan, Bukan Kutukan

Hidup di dunia ini singkat. Alangkah meruginya jika masa singkat itu justru kita gunakan untuk menimbulkan mudarat bagi orang lain.

Seharusnya, kita hidup dengan memberi manfaat, sehingga setiap orang yang berinteraksi dengan kita akan mendoakan kebaikan, bukan mengucap doa keburukan.

Mari kita renungkan: apakah saat kita tiada nanti, orang akan mengenang kita dengan doa-doa baik, atau justru mengingat keburukan kita dengan sumpah serapah?

Hidup yang bermakna adalah hidup yang mencerahkan orang lain, bukan menggelapkan hati orang lain.

Oleh karena itu, mari kita jadikan setiap langkah, ucapan, dan perbuatan sebagai sumber kebaikan yang terus mengalir, meski raga sudah tiada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun