Ayat ini menggambarkan betapa berbahayanya jika hati sudah terkunci, sehingga orang merasa benar sendiri dan tidak mau lagi mendengar nasihat yang baik.
Menjadi Tetangga yang Baik
Islam juga menaruh perhatian besar pada hubungan bertetangga. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. ..." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tetangga adalah saksi sehari-hari atas akhlak kita. Jika mereka merasa terganggu, apalagi sampai mendoakan keburukan, maka itu tanda kita telah gagal menjadi hamba Allah yang baik.
Penutup: Pilih Jalan Doa Kebaikan, Bukan Kutukan
Hidup di dunia ini singkat. Alangkah meruginya jika masa singkat itu justru kita gunakan untuk menimbulkan mudarat bagi orang lain.
Seharusnya, kita hidup dengan memberi manfaat, sehingga setiap orang yang berinteraksi dengan kita akan mendoakan kebaikan, bukan mengucap doa keburukan.
Mari kita renungkan: apakah saat kita tiada nanti, orang akan mengenang kita dengan doa-doa baik, atau justru mengingat keburukan kita dengan sumpah serapah?
Hidup yang bermakna adalah hidup yang mencerahkan orang lain, bukan menggelapkan hati orang lain.
Oleh karena itu, mari kita jadikan setiap langkah, ucapan, dan perbuatan sebagai sumber kebaikan yang terus mengalir, meski raga sudah tiada.