"Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara; kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, yaitu Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya." (HR. Malik, no. 1590)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa pegangan sejati bukanlah suara mayoritas, melainkan wahyu Allah dan teladan Rasul-Nya.
Al-Qur'an dan sunnah adalah tiang kokoh yang menjaga manusia dari arus moralitas semu.
Keduanya menegakkan standar kebenaran yang tidak lekang oleh waktu, meski opini dunia berubah-ubah.
Melaui teguhnya berpegang kepada wahyu, umat Islam akan tetap teguh, mampu menolak kebatilan, dan menegakkan akhlak mulia di setiap aspek kehidupan.
Seruan untuk Kembali kepada Al-Qur'an
Kini, saat dunia semakin bingung dengan ukurannya sendiri, sudah waktunya umat Islam menjadikan Al-Qur'an sebagai protap (prosedur tetap) dalam kehidupan.
- Dalam mengambil keputusan: timbang dengan ayat Allah.
- Dalam mengembangkan ilmu: pastikan sesuai dengan nilai rahmat.
- Dalam berinteraksi sosial: jadikan akhlak Qur'ani sebagai standar.
- Dalam menghadapi kegelisahan: kembali mengingat Allah melalui firman-Nya.
Al-Qur'an bukan sekadar kitab di rak, melainkan peta hidup yang harus dibuka setiap hari.
Menjadikan Al-Qur'an sebagai protap kehidupan berarti menghadirkan ayat-ayat-Nya dalam setiap langkah, bukan hanya saat ibadah.
Oleh karena itu, harapannya setiap keputusan, karya, dan interaksi kita berlandaskan pada nilai ilahi.
Inilah jalan agar hidup lebih bermakna, terarah, dan selamat dunia akhirat, karena Allah Subhanahu wa ta'ala selalu menuntun hamba-Nya yang berpegang pada petunjuk-Nya.