Mohon tunggu...
T M Farhan Algifari
T M Farhan Algifari Mohon Tunggu... Freelancer - Perenung Profesional

Partisan dalam Ideologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertaruhan Nasib Penumpang Pesawat!

26 September 2022   06:57 Diperbarui: 26 September 2022   06:57 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Mendarat Darurat Sumber Gambar : NBCNews

Tepat di pertengahan Bulan Februari, sebuah Pesawat terpaksa mendarat darurat di sebuah lahan tak berpenghuni, Jauh dari pusat peradaban manapun. Usut punya usut, ternyata pilot pesawat tersebut sakit dan tak bisa lagi menerbangkan pesawat tersebut sampai tujuan. Pilot tersebut kemudian keluar dari kokpit pesawat dan menyampaikan kondisinya kepada seluruh penumpang.

Kemudian pilot bertanya kepada seluruh penumpang, adakah diantara penumpang yang mampu  menerbangkan pesawat ini. Beberapa orang mulai mengacungkan tangan.

Mengingat tugas untuk melanjutkan penerbangan ini tidak mudah, pilot meminta penumpang tersebut untuk menjelaskan dan meyakinkan penumpang lain bahwa ia mampu mengemban tugas ini.

Pilot pun mempersilahkan para calon pilot darurat tersebut maju kedepan untuk meyakinkan penumpang lainnya.

Calon pertama pun maju kedepan, sebut saja Pilot A. Pilot A mulai berbicara mengenai rencananya menerbangkan pesawat ini hingga sampai ke tujuan. Pengalaman pendidikannya sangat baik, dan hampir tidak ada desas desus buruk tentang dirinya. Dia juga menunjukkan lisensi dan memaparkan pengalaman penerbangannya.

Kemudian Pilot dan awak kabin memeriksa keaslian lisensi tersebut

Penumpang pun mendengarkan dengan seksama hingga muncul seorang ibu memotong perbincangan. "Ini adalah waktu yang paling tepat untuk memberikan kesempatan tersebut kepada anak saya!" Sebut saja anaknya dengan nama Pilot B.

Seketika seluruh pesawat hening, hingga terdengar obrolan kecil di kursi tengah tepat satu baris dibelakang jendela darurat. "Ibu itu adalah mantan pilot, dan ayahnya adalah pilot pertama di negeri ini, meskipun pada penerbangan terakhirnya tidak berhasil mendarat dengan mulus" ujar penumpang tersebut.

Berbisik di pesawat yang hening adalah petaka, sebab bisikan tersebut terdengar oleh seluruh penumpang pesawat.

Mendadak pesawat menjadi riuh tidak karuan dipenuhi obrolan dan desas desus seakan menolak keinginan ibu tersebut untuk memaksakan kehendaknya.

Hingga awak kabin mulai menengahi sembari meminta sang ibu menunjukkan lisensi penerbangan anaknya. Benar saja, lisensi tersebut tidak menunjukan pengalaman apapun melainkan pengalaman menerbangkan pesawat yang dimiliki oleh sang ibu,

Tetapi si ibu kembali meyakinkan seluruh penumpang, bahwa anaknya lah yang paling tepat

"Keluarga kami adalah keluarga pilot! Segera putuskan kapten!" Teriaknya dengan lantang

Ternyata hari baik membersamai pesawat tersebut. Sebab, ada penumpang lain yang juga memiliki kemampuan dan pengalaman menerbangkan pesawat. Sebut saja ia Pilot C dan Pilot D

Pilot C pun mulai menunjukkan lisensi penerbangannya dan menceritakan berbagai pengalamannya menerbangkan pesawat. Dengan senyum ramah ia menjelaskan berbagai rekam jejaknya. Posisi duduknya ternyata dekat dengan sang ibu, menandai kedekatan hubungannya dengan si ibu. Tetapi sudah barang tentu naluri seorang ibu mendahulukan anaknya, meski boleh jadi tidak lebih baik dari Pilot C.

Lagi-lagi penumpang mulai berbisik "Saya sering lihat dia di TV dan Media Sosial! Memang benar dia seorang pilot". Penumpang lain pun mengamini, sebab begitu akrabnya mereka dengan wajah sang pilot C di televisi dengan segala rekam jejaknya yang 'terlihat' meyakinkan, meski ia pernah diduga melakukan korupsi pembuatan kartu identitas karyawan perusahaan penerbangan .

Seketika wajah si ibu merah padam melihat Pilot C yang bertindak kurang ajar karena seakan mengangkangi keinginannya memastikan putrinya menjadi pilot.

Pilot D pun hadir menengahi sembari berujar, "Saudara sekalian tidak perlu khawatir, seluruh fondasi pesawat dan bandara tempat kita mendarat nanti, adalah bagian daripada perencanaan hebat ayah saya, dan saya memahami betul itu semua, sehingga boleh lah saudara mempercayakan tugas besar ini kepada saya"

Benar saja, ternyata Pilot D adalah anak dari salah seorang pemimpin perusahaan pesawat dan asosiasi pilot. Kini Pilot D telah mewarisi kepemimpinan tersebut, tentu tanpa warisan pengalaman menerbangkan pesawat seperti Pilot B yang sedikit lebih beruntung mendapatkan intervensi ibu nya.

Kondisi pesawat kini dipenuhi hirup pikuk, penumpang saling berdiskusi dan saling bersahut-sahutan.

Perpecahan tidak terelakkan, seluruh penumpang sudah mengambil sikap. Membela secara membabi buta pilihannya masing-masing.

Sementara pesawat belum bergerak sedikitpun dari lahan tandus tak berpenghuni. 

Lantas siapakah pilot yang paling tepat menurut anda ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun