Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mempersiapkan Masa Depan dengan Menabung Aman dan Bermanfaat Ganda

6 Agustus 2014   03:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:19 3772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengumpulkan pundi-pundi uang untuk masa depan. (Shutterstock)

[caption id="" align="aligncenter" width="618" caption="Mengumpulkan pundi-pundi uang untuk masa depan. (Shutterstock)"][/caption]

Mempersiapkan Masa Depan dengan  Menabung  Aman dan Bermanfaat Ganda

Tempo doeloe orang menyimpan uang dibawah bantal, dalam tabung bambu ataupun dimasukkan kedalam celengandalam berbagai bentuk. Seiring dengan kemajuan jaman, cara cara begitu sudah tidak lagi digunakan, karena disamping tidak aman, juga tujuan untuk menabung biasanya tidak tercapai.

Di Jaman kini, ada beragam cara menabung atau menyimpan uang. Namun perlu disimak dengan baik, bahwa ada simpanan yang aman, tapi tidak memberikan manfaat maksimal. Ada yang menjanjikan keuntungan yang luar biasa, namun yang terjadi justru sebaliknya.Bukannya untung,malahan modalnya juga ikut amblas.

20 tahun lalu, lagi ngetopnya menyimpan atau menggandakan uang simpanan melalui pembelian saham atau valas.Ternyata tidak sedikit pengusaha pengusaha yang ludes dan bangkrut ,karena saham yang dibeli anjlok ,sehingga tidak ada nilai sama sekali.

Memanage Keuangan

Seperti halnya sebuah kesuksesan yang ingindicapai,hidup kita juga harus dirancang sebaik mungkin. Karena bila kita gagal merancangdengan baik, mustahil hasilnya akan baik. Untuk memage hidup, tidak harus menjadi sarjana ekonomi. Yang perlu diperhatikan adalah:

  • Prioritas
  • Disiplin diri
  • Konsisten

Jadikan kebiasaan Menabung Prioritas Utama

Sesungguhnya tiap orang bukan hanya bisa, tapi wajib menabung untuk masa depan, jika tidak ingin mengalami hidup yang tidak menentu. Tak seorangpun yang dapat meramal masa depan. Maka kalau pada saat ini semuanya berkecukupan, tidak ada jaminan bahwa hal tersebut akan berlangsung selamanya.

Kalau menunggu, bila ada kelebihan uang ,baru mau menabung, maka berarti kita tidak serius mau menabung.Salah satu cara adalah meniadakan atau minimal mengurangi pengeluaran akan hal hal yang tidak merupakan kebutuhan pokok Misalnya:

  • Berhenti merokok
  • Mengurangi makan direstaurant
  • Menghentikan pembelian barang barang yang tidak perlu

Dalam kata lain, dengan menghemat, setiap orang bisa menabung. Intinya mau atau tidak.

Menabung harus disiplin diri, Kebiasaan jelek adalah baru menabung satu dua tahun, uangnya sudah dicairkan dengan segala alasan untuk pembenaran diri. Akibatnya niat awal untuk menabung menjadi batal.

Jangan hanya untuk kesenangan sesaat, mengorbankan uang tabungan yang kelak akan sangat dibutuhkan.

Menabung itu harus Konsisten. Jangan semangat mengebu gebu dalam beberapa bulan ,kemudian semangat merosot, karena berbagai alasan.

Menabung Jangka Panjang

Hindari membeli valas atau saham

Membeli saham atau valas, tidak ubahnya dengan main judi. Hari ini untung ,besok bisa ludes semuanya. Ada banyak contoh contoh ,bagaimana seorang pengusaha sukses,bisa terjebak dengan permainan valas, hingga bangkrut.

Jangan pernah mempercayakan uang kepada siapapun, karena tergoda keuntungan besar

Dalam hal uang, jangan pernah percaya kepada siapapun, karena uang bisa mengubah orang baik menjadi tidak baik. Meminjamkan uang, kita akan kehilangan bukan hanya uang,tetapi sekaligus persahabatan dan kekeluargaan. Ini adalah pengalaman pribadi saya.

Jangan pernah investasi pada barang bergerak, seperti mobil, sepeda motor, dan lainnya.

Membeli motor, Mobil, kapal, dan barang bergerak lainnya, akanmenghabiskan uang anda dalam waktu singkat.

Beberapa pertimbangan

Menabung dalam deposito, aman, tetapi sudah harus memilki uang dalam jumlah yang cukup besar. Kemudian bunga deposito hanya berkisar antara 3 – 5 persen satu tahun

Pengalaman kami, dulu adalah menabung dengan menginvestasikan uang pada rumah atau tanah, yang sertifikat kepemilikannya sudah diteliti dengan baik dan seksama. Pada waktu apartement di Kemayoran ,baru dalam tahap promosi dan belum ada pembangunan sama sekali, kami membeli dengan cicilan selama 10 tahun. Pada waktu itu kami masih tinggal di Bintaro Jaya.

Denganadanya kewajiban mencicil, maka kami “terpaksa” mengerem diri untuk mengurangi makan diluar dan menghentikan ,ganti TV ,kursi meja dan perabotan lainnya. Semua yang masih bisa dipakai, tidak kami ganti dengan yang baru. Karena tiap bulan kami wajib melunaskan ansuran apartement. Pada awalnya terasa agak berat, karena kami harus mengurangi beberapa kegiatan yang tidak penting, tapi menguras keuangan. Jalan jalan keluar negerijuga kami, ganti dengan jarak dekat : Malaysia dan Singapore.

Tanpa terasa akhirnya apartement lunas dan ketika kami domisili di Australia, apartement kami dibeli orang dengan harga dua kali lipat dari harga beli. Tentu saja, dengan demikian, kami bisa menggunakannya untuk menikmati masa pensiun kami dengan ceria.

Kalau uang kami simpan di bank, disamping bunganya Cuma 3-4 persen setahun, godaan untuk mencairkannya sangat kuat, Tapi dalam bentuk investasi rumah, maka pikiran untuk menjualnya perlu pertimbangan matang.

Sepanjang sejarah Indonesia, harga tanah dan rumah tidak pernah turun, Tapi sekali lagi, surat surat dan sertifikat kepemilikan amat sangat perlu diteliti secara seksama. Untuk menghindarkan masalah dibelakang hari.

Tugas kita tidak hanya mempersiapkan masa depan anak anak, tetapi juga mempersiapkan masa tua kita. Menjadi manusia yang bermanfaat adalah cita cita luhur setiap orang,Minimal setidaknya jangan sampai hidup kita menjadi beban bagi anak cucu.

Semoga tulisan kecil ini bermanfat .

Mount Saint Thomas. 5 Agustus, 2014

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun