Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berlibur Sambil Aplikasikan Hidup Berbagi, Kenapa Tidak?

9 Januari 2015   06:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:30 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_363679" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu sudut Bali. (tjiptadinata effendi)"][/caption]

[caption id="attachment_363672" align="aligncenter" width="300" caption="Berlibur, sambil berbagi. (tjiptadinata effendi)"]

14207331921499603113
14207331921499603113
[/caption]

Sudah dua hari kami bersama anak mantu dan cucu cucu kami, mengisi waktu libur dengan menelusuri pelosokBali. Kemarin, tgl.7 Januari 2015, kami habiskan hampri seharian penuh di pantai Nusa Dua yang elok.

Beda dengan kemarin, pagi ini, kami ingin membawa cucu cucu kami Kerisha dan Allan, yang minggu depan akan kembali bersama kedua orang tuanya ke Australia. Ibu mereka berdua, adalah putri bungsu kami, yang bersuamikan David Parkes, seorang warga Australia.Ada sesuatu yang special yang ingin kami lakukan pada hari ini, yakni mengunjungi anak anak yang kurang beruntung.

Disepanjang jalan, tak henti hentinya cucu kami menjepret sana sini, maklum pettama kali menginjakkan kaki mereka di pulau Dewata ini. Syukur mas Mahendra, yang menyopiri kami dan sekaligus bertindak sebagai tour leader, dengan sabar, melambatkan kendaraanya setiap kali cucu kami akan menjepret beragam patung yang menampilkan ciri ciri khas Bali.

[caption id="attachment_363676" align="aligncenter" width="300" caption="Anak anak ini merindukan kasih sayang. (tjiptadinata effendi)"]

1420733421276583395
1420733421276583395
[/caption]

Berhenti di Toko Buku

Kedua cucu kami ternyata memiliki keinginan untuk berbagi. Sungguh saya terharu dan bangga, tanpa diminta, apalagi disuruh, mereka berdua berunding untuk ikut meringankan beban teman teman sebaya mereka yang kurang beruntung dan harus tinggal disalah satu panti asuhan.

Lumayan lama mereka ditoko dan kemudian keluar toko buku alat tulis dan sekolah dengan dua bungkusan besar.Syukur mas Mahendra, dengan cekatan turun dari kendaraan dan menolong mengangkat beban yang cukup berat ini.

Berbahagialah yang bisa Memberi

Tiba ditempat tujuan, kami turun dari kendaraan dan menemui pengelola, Kami minta ketemu dengan anak anak. Dalam hitungan menit, ada belasan anak anak yang keluar dari ruangan dan menemui kami. Sedangkan yanglain, masih dalam jam pelajaran.

Menyaksikan anak anak yatim ini, tanpa terasa mata saya tiba tiba menghangat, Terasa ada yang mengenang dalam pelupuk mata.Wajah wajah kecil yangmerindukan kasih sayang orang tua, yang tak pernah mereka rasakan, sebagaimana anak anak lain seusia mereka.

Saya peluk mereka satu persatu,dengan perasaan bercampur aduk. Tiba tiba seorang gadis kecil berusia sekitar 6 tahun, berlari dan langsung memeluk saya kuat kuat. Padahal saya baru sekali ini datang kesini. Namun mana saya tega melukai perasaannya, maka saya membalas memeluknya erat erat.

“ Opaa…Opaa..” Katanya lirih. Maka rontoklah pertahanan saya, tak kuasa saya menahan haru. “Nama saya Maysia: Opa…” kata gadis kecil ini, tanpa diminta. Bergantian saya dan istri memeluk Maysia dan sekali lagi kami larut dalam rasa haru yang mendalam.

Cucu Kami Kerisha Ikut Memeluknya

Agaknya Maysia adalah yang terkecil diantara anak anak yang hadir pada saat itu. Tak disangka Kerisha, cucu kami ikut memeluk dan merangkulnya. Kami memandangnya dengan rasa bangga, karena ternyata cucu kami, tanpa diminta, apalagi disuruh, dengan sepenuh hati sudah menerapkan hidup berbagi.

[caption id="attachment_363678" align="aligncenter" width="300" caption="kami bangga pada cucu cucu kami,karena mereka sdh mempraktekkan hidup berbagi di Bali"]

14207337391627729344
14207337391627729344
[/caption]

Menjadi Liburan yang Sangat Bermakna

Hari ini, sungguh sungguh merupakan liburan yang sangat bermakna bagi kami sekeluarga. Setelah lebih kurang satu jam kami bersama anak anak ini dan menyerahkan ala kadarnya sumbangan dari cucu cucu kami, maka kamipun pamitan.

Sungguh berbahagialah bila kita bisa memberi. Berbagi pada anak anak yang sangat membutuhkan kasih sayang, menghadirkan sebuah kebahagiaan yang tak terkirakan. Ketika dengan perlahan, saya melepaskan tangan tangan Maysia yang mungil yang masih ingin memeluk saya, ia berkata lirih "Opaaa..kapan kita bisa bertemu lagi?” Sebuah kalimat yang tak biasa diucapkan oleh seorang kanak kanak berusia 6 tahun, namun pengalaman hidup yang sarat dengan kerinduan, telah menjadikannya lebih dewasa daripada usia yang sesungguhnya.

Berlibur.sambil menerapkan hidup berbagi, sungguh sangat indah,

Seminyak, Bali, 8 januari, 2015

Tjiptadinata Effendi


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun