Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berguru Kepada Alam, Karena Alam Tidak Pilih Kasih

28 Juni 2016   20:48 Diperbarui: 28 Juni 2016   20:59 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : matahari terbit di Burns Beach  Iluka, W.A - Foto : dokumentasi pribadi

*Hidup ini adalah sebuah proses pembelajaran tanpa akhir, Disini kita belajar di Universitas Kehidupan,yang bersifat multidimensional dan mencakup semua aspek kehidupan. Kita bisa belajar dari apa saja. dan salah satu contoh adalah belajar dari sang mentari*

Matahari tidak pernah berkotbah,tapi sudah mengajarkan kepada kita, umat manusia, bagaimana hidup berbagi tanpa pamrih.  Matahari menghangatkan, tapi tidak menghanguskan. Mengajarkan kepada kita ,untuk konsisten dalam menerapkan hidup berbagi. Terbit setiap hari di ufuk timur dan tenggelam di senja hari di belahan barat.

Bayangkan bagaimana manusia bisa bertahan hidup,bila mentari tidak lagi bersinar. Atau bersinar ,kapan kapan ia suka. Mungkin kita semua akan mati membeku.

Ada pribahasa :”Jadikanlah alam semesta menjadi guru “ . Maka salah satu guru kita adalah sang Mentari.Ada begitu banyak falsafah hidup yang dapat dipetik dari matahari,antara lain:

  • memberi tanpa pamrih
  • menghangatkan ,tidak menghanguskan
  • membagi kehangatan tanpa memilah 
  • menerangi siapa saja
  • membantu bunga berkembang
  • membantu tanaman bertumbuh kembang
  • memberi,tidak pernah menuntut balasan

Kilas Balik

Kalau  dengan hati terbuka,kita mencoba melakukan kilas balik pada diri manusia, maka akan ditemukan banyak hal yang tidak selaras dengan contoh yang telah diberikan matahari.

  • Piawai berkothbah, tapi tidak peduli sesama manusia
  • Pintar berceramah ,tapi keluarga sendiri ditelantarkan
  • Memberikan janji janji muluk,tapi tidak pernah ditepati
  • Dalam memberi, selalu mengharapkan balasan
  • Dalam memberi ,membedakan mana yang disukai atau tidak
  • Memberikan sesuatu,agar mendapatkan sanjungan
  • Berbicara tentang kasih,tapi menindas orang lain
  • Menghafal ayat ayat kitab suci,tapi tak satupun diaplikasikan

Kilas Balik itu Penting

Kilas balik itu penting,karena mengingatkan kita ,agar selalu menyamakan kata dengan  perbuatan. Menyadarkan kita bahwa untuk berbagi kepada sesame manusia, seharusnya tidak ada sekat yang membatasi. Baik warna kulit, asal muasal, latar belakang kehidupan, apalagi bila sampai dikait kaitkan dengan agama.

Kilas balik itu mengingatkan kita,untuk selalu rendah hati ,serta memahami ,bahwa untuk menerapkan hidup berbagi ,tidak harus berkoar koar agar di tengok orang. Karena bila hal tersebut dilakukan, maka sebanyak apapun harta yang dibagikan, tidak ada nilainya, karena tidak disertai oleh ketulusan hati

  • Kilas balik ,menyadarkan kita,bahwa diri kita jauh dari sempurna, 
  • Kllas balik menuntun kita, agar tetap rendah hati 
  • untuk jangan pernah menghakimi orang lain
  • kilas balik ,mengingatkan kita ,agar jangan pernah menggurui orang 
  • karena diri dalam diri kita sendiri,banyak hal yang harus diperbaiki

Kothbah itu Seharusnya Terlahir dari Tindakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun