Kami sekeluarga benar-benar syok. Tidak ada yang menyangka obat yang seharusnya membantu justru berujung pada perpisahan yang begitu menyakitkan.
Tetiba, kakak laki-laki saya memanggil saya. Dengan wajah tegang, ia menyodorkan botol obat sambil berkata:
"Coba baca ini... nama siapa yang tertulis di sini?"
Saya membaca cepat, dan jantung saya seakan mau copot. Betapa terkejutnya saya ketika mendapati bahwa nama yang tertulis di botol itu bukan nama nenek kami. Obat itu ternyata untuk pasien lain.
Petugas apotik keliru memasukkan obat, dan saya tidak memeriksa kembali nama yang tertera di botol
Akibatnya nenek kami meninggal....
Rasa Bersalah yang Tak Pernah Hilang
Sejak saat itu, saya dihantui rasa bersalah yang dalam. Walaupun ibu saya berusaha menghibur dengan berkata bahwa itu bukan kesalahan saya, tetap saja saya merasa menjadi bagian dari penyebab wafatnya nenek tercinta.
Sudah tujuh puluh tahun berlalu, tapi setiap kali saya mengingat malam itu, hati saya masih terasa pedih. Saya belum sepenuhnya bisa memaafkan diri sendiri.
Pesan Kehidupan
Saya menuliskan kisah ini bukan untuk membuka luka lama, melainkan sebagai pengingat bagi siapa saja. Bila Anda membeli obat di apotek, periksalah baik-baik nama pasien di botol obat sebelum membawanya pulang.
 Jangan pernah merasa malu atau ragu untuk memastikan ulang, sebab kesalahan sekecil apa pun bisa membawa akibat yang sangat besar.
Semoga pengalaman pahit yang pernah saya alami bisa menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang. Saya ingin apa yang menimpa keluarga kami, khususnya nenek saya, tidak pernah dialami oleh orang lain