Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dari Guru Alih Profesi Jadi Pengusaha, Mengapa Tidak?

26 September 2025   20:52 Diperbarui: 27 September 2025   07:54 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Dok. pribadi 

Perjalanan itu tidak langsung mulus. Ada saat jatuh, ada saat bangkit lagi. Ada hari penuh air mata, ada pula hari penuh syukur. Tetapi satu hal yang selalu menjadi pegangan saya adalah keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang mau berusaha dengan jujur dan tekun.

Kini, ketika saya menoleh ke belakang, hati saya penuh rasa syukur. Dari seorang guru bergaji kecil dan penjual kelapa parut di pasar, saya bisa menapaki jalan sebagai pengusaha. Semua itu bukan semata-mata karena kepintaran atau keberanian saya, tetapi karena dukungan istri tercinta, doa yang tidak pernah putus, serta semangat untuk tidak menyerah pada keadaan.

Kisah ini saya bagikan bukan untuk mengeluh, apalagi untuk meninggikan diri. Saya ingin berbagi pelajaran hidup: jangan takut mengambil keputusan besar demi masa depan keluarga. Kadang, jalan yang terlihat mulia sekalipun bisa menjerat kita dalam kesulitan, jika kita tidak bijak mengelolanya. Dan terkadang, keputusan yang penuh risiko justru membuka pintu rezeki yang lebih luas.

Bagi saya, keberhasilan sejati bukanlah sekadar memiliki usaha yang mapan, melainkan bisa melihat anak anak tumbuh, bersekolah, dan meraih cita cita mereka tanpa harus merasakan pahit getir seperti yang pernah kami alami.

Hidup adalah rangkaian pilihan. Ada pilihan yang aman, ada pula yang berisiko. Namun, apa pun jalannya, jangan pernah lupa bahwa tekad, kerja keras, dan doa adalah fondasi yang akan membawa kita sampai pada tujuan.

Saya percaya, setiap orang punya kisah perjuangan masing-masing. Bila hari ini Anda sedang berada dalam titik sulit, jangan menyerah. Mungkin justru dari keterdesakan itulah lahir keberanian besar untuk mengubah nasib.

Karena pada akhirnya, bukan keadaan yang menentukan hidup kita, melainkan keputusan yang kita ambil dan ketekunan kita menjalaninya.

Catatan tambahan:

Kami menikah di usia 22 tahun. Tujuh tahun hidup menderita. Di usia jelang 30 tahun, dari Guru dan Penjual Kelapa parut saya alih profesi jadi pengusaha. 

Di usia 37  tahun, kami sudah memiliki rumah permanen di Komplek Wisma Indah I Ulak Karang  Puji syukur kepada Tuhan karena setelah kerja keras dan cermat selama bertahun-tahun, nasib kami berubah total 

Tulisan ini tentunya sama sekali tidak bermaksud memotivasi para guru agar ramai-ramai alih Profesi. Karena di zaman now gaji guru sudah semakin membaik, menuju sejahtera. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun