Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Merawat Relationship dan Hubungan Kekeluargaan dengan Setulus Hati

2 September 2025   08:39 Diperbarui: 2 September 2025   22:13 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan (FREEPIK/LIFESTYLEMEMORY)

Cinta yang tulus tidak melakukan intimidasi terselubung, misalnya dengan sesumbar tentang betapa berat penderitaan dalam mencari nafkah. Jika semua itu hanya untuk memperoleh penghargaan lebih dari pasangan, sesungguhnya itu bukanlah ketulusan, melainkan sebuah tuntutan yang disamarkan.

Sering kali, orang yang merasa sudah bekerja keras seharian, diam-diam menuntut perlakuan istimewa saat pulang ke rumah. Ia ingin dianggap pahlawan keluarga. Padahal, bila benar-benar tulus, pengorbanan tidak perlu diumbar. Ketulusan justru hadir dalam sikap sederhana, tanpa pamrih, dan tanpa tuntutan balas jasa.

Ketulusan dalam Perjalanan Hidup

Saya pribadi bersama istri sudah melewati lebih dari 60 tahun pernikahan. Percayalah, tanpa ketulusan hati, mustahil kami bisa bertahan sejauh ini. Kami pernah melewati masa-masa sangat sulit, tinggal di Tanah Kongsi, harus bangun jam 3 pagi demi mencari sesuap nasi, bahkan pernah menjual cincin kawin hanya untuk biaya berobat anak.

Pada masamasa itu, ketulusan benar-benar diuji. Apakah kami masih bisa saling mencintai tanpa menuntut? Apakah kami masih bisa saling menopang tanpa mengungkit pengorbanan masing-masing? Syukurlah, dengan kasih Tuhan, ketulusan itu tetap terjaga.

Hingga hari ini, kami bisa melihat bahwa hubungan rumah tangga yang dilandasi ketulusan bukan hanya bertahan, tapi juga tumbuh indah. Anak, menantu, cucu, hingga cicit, semua menjadi berkat yang tak ternilai. Itulah buah dari ketulusan hati yang dijaga dalam suka maupun duka.

Ketulusan dalam Persahabatan dan Kekeluargaan

Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan persahabatan maupun kekeluargaan. Sering kali hubungan menjadi retak bukan karena masalah besar, melainkan karena hilangnya ketulusan.

Sahabat sejati tidak pernah menghitung untung rugi. Ia hadir ketika kita butuh, bukan hanya ketika ada keuntungan. Keluarga yang tulus tidak mengungkit-ungkit jasa. Mereka memberi tanpa menagih, mendukung tanpa pamrih, dan mendoakan tanpa perlu diketahui.

Untuk merawat relationship dan hubungan kekeluargaan, prinsip dasar yang paling penting adalah ketulusan hati. Tanpa ketulusan, semua hubungan hanya akan menjadi transaksi. Dengan ketulusan, bahkan hal kecil sekalipun bisa menjadi perekat yang luar biasa.

Renungan Kecil di Pagi Musim Semi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun