Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Lebih Baik Terlambat

6 Maret 2025   05:26 Diperbarui: 6 Maret 2025   05:26 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daripada Tidak Sama Sekali

  • Better late than never! Sudah sangat sering kita dengar. Tapi bila sudah terlanjur keliru memilih jalan hidup, harus mulai dari mana?

Mengubah Mindset yang Keliru

Banyak orang berpikir bahwa belajar hanya terjadi di bangku sekolah atau universitas. Padahal, kehidupan itu sendiri adalah sekolah terbesar yang mengajarkan banyak hal yang tak akan pernah kita temui di dalam buku pelajaran. Setiap hari, kita melewati pengalaman yang bisa memberikan pelajaran berharga---asal kita mau menyimak dan memahaminya.

Sayangnya, banyak dari kita terjebak dalam rutinitas dan pola pikir lama yang membatasi cara kita melihat dunia. Kita sering kali menganggap bahwa realitas kita ditentukan oleh keadaan luar, padahal sesungguhnya pikiran kitalah yang menciptakan realitas tersebut. Cara kita berpikir bisa membangun kehidupan yang lebih baik atau justru menjatuhkan kita ke dalam keterpurukan.

Pikiran Menentukan Realitas

Pemahaman dasar yang perlu kita sadari adalah bahwa pikiran memiliki kekuatan besar dalam membentuk hidup kita. Pikiran yang positif bisa membawa kita pada kesuksesan, kebahagiaan, dan kedamaian. Sebaliknya, pikiran yang negatif bisa membawa kita pada kegagalan, penderitaan, dan kebencian. Semua bergantung pada bagaimana kita memilih untuk berpikir.

Hidup selalu menawarkan pilihan. Kita bisa memilih untuk menjalani hidup dengan optimisme atau menyerah pada keadaan. Apa yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan, karena pikiran selalu mendahului realitas.

Mengubah Mindset yang Salah

Salah satu pola pikir keliru yang banyak berkembang di masyarakat, terutama di kalangan orang tua zaman dulu, adalah keyakinan bahwa "Saya sudah tua, wajar kalau sakit-sakitan. Toh, nanti ada anak dan cucu yang akan merawat saya."

Pola pikir seperti ini tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga generasi berikutnya. Banyak orang tua yang setelah memasuki usia pensiun langsung mengalami berbagai penyakit, seolah-olah itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Kenyataannya, banyak orang tua yang tetap sehat dan mandiri hingga usia lanjut, karena mereka memilih untuk menjaga kesehatan dan tetap aktif.

Generasi muda seharusnya belajar dari pengalaman ini dan menghentikan pola pikir yang merugikan tersebut. Menyerah pada keadaan hanya akan membuat kita semakin lemah, baik secara fisik maupun mental. Tanpa disadari, pola pikir negatif ini bisa menjadi "program bunuh diri perlahan-lahan," yang akhirnya juga membebani anak dan cucu kita.

Cara Mengubah Mindset yang Keliru

Jika kita sudah terjebak dalam pola pikir yang salah, bukan berarti tidak bisa diubah. Berikut adalah langkah-langkah sederhana untuk memperbaikinya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun