Isteri saya terdiam, tampak air mata mengambang dikedua matanya Mengantarkan saya tempat tidur yang terdiri dari kasur usang yang sudah mengeras dan berkata:" Tidurlah koko ,Lin akan mencari obat obatan herbal ,dihalaman depan ya"Â
Saking kelelahan menahan rasa sakit dan Lapar,saya tertidur..
 Tiba tiba saya tersentak dan ingat, beras sudah tidak ada lagi dirumah. Sedangkan sekarang baru tanggal 22,masih seminggu lagi baru istri saya menerima gaji.Â
Maka dengan menahan rasa sakit,saya bangkit dari tempat tidur. Saya harus bekerja untuk mendapatkan uang. Utang utang akibat kegagalan saya sewaktu menjadi pedagang keliling Padang - Medan,masih belum lunas kami ansur tiap bulan.Â
Sementara putra kami sudah berusia tiga tahun. Istri saya mengajar pagi dan sorenya masih memberikan private les dirumah.Sedangkan saya pagi hari saya jualan Kelapa Parut dan hingga siang berkerja serabutan. Jadi kuli bongkar muat
Suatu waktu...
Pada hari Ulang Tahun ke 3 putra kami, Â Maa..hari ini kan ulang tahun saya...beli kue ya maa",kata putra kami pada ibunya.
 Istri saya terdiam sesaat dan kemudian menjawab:" Iya sayang,ntar kita rayakan yaa" kata isteri saya dengan suara menahan tangisÂ
Saya diam dan terpana memandangi wajah istri saya. Merasa berdosa karena tidak mampu memberikan kehidupan yang layak bagi anak isteri.Â
 Hari itu,kami hanya memberi sepotong kue untuk putra kami,sedangkan kue tartnya,terpaksa dibuat dari kertas dan gabus dan ditandai dengan lilin bekas 3 buah.Â
Kami bernyaji:" Selamat ulang tahun dengan air mata yang berlinang..Â