Â
Terapkan Prinsip Business is Business Secara KeliruÂ
Yang namanya berbisnis tentu saja wajar bila setiap pengeluaran diperhitungkan. Tetapi bilamana menyangkut layanan terhadap masalah, maka harus mampu menerapkan business is business secara arif bijaksana.
Bila dilakukan secara kaku,efeknya dapat menghancurkan usaha yang sudah dirintis dengan susah payah.
Salah satu contoh, setiap kali ada anggota keluarga yang berulang tahun, maka putra kami mengajak kami makan siang di salah satu Chinese restaurant yang cukup dikenal di Perth.
Dari foto pendukung Artikel ini terlihat antrian panjaaaang untuk menunggu giliran dapat tempat duduk di restaurant.
Mendadak Kotak Plastic Seharga 50 cent dollar dihitung
Tetapi belakangan kami kaget, sewaktu minta kotak plastic untuk membawa pulang kelebihan makanan yang dipesan, ternyata dihitung 50 cent dollar perkotak. Padahal Bill yang kami bayar untuk makan sekeluarga lebih dari 400 dollars m
Ketika kami sampaikan bahwa biasanya kalau ada kelebihan makanan untuk dibawa pulang,box plastics sudah termasuk services
Tapi Kasir bilang aturan baru setiap box plastics dihitung 50 cent dollar.
 Merasa Tidak DihargaiÂ
Kami sangat kecewa. Bukan karena masalah 50 cent. Tapi merasa tidak dihargai. Padahal dalam sebulan setidaknya 3 kali kami makan di restaurant Ini. Dan setiap kali makan bersama anak mantu cucu setidaknya sekitar 400 dollars . Tetapi ternyata 50 cent masih ditagihÂ
Sejak saat itu kcmi memutuskan untuk tidak akan pernah makan di restaurant tersebut lagi.
Kami beralih ke restaurant yang ada lokasinya berdekatan. Ternyata service jauh lebih santun
Anak Cucu dan teman teman semuanya, ikut pindah ke restaurant yang baru
Belakangan Ini, restaurant yang dulu pengunjung membludak,kini sepi.
Masalah box plastics senilai 50 cent dollar menyebabkan restaurant ini tutup karena pengunjung sepi
Pelajaran hidup yang berharga bagi yang sedang membangun bisnis. Jangan sampai terjadi seperti yang saya tulis dalam Article Ini
Seperti kata peribahasa:" Orang jatuh tersandung bukan karena batu besar, tetapi karena krikil kecil"
Tjiptadinata EffendiÂ