Salah Guru atau Orang Tua?
Seperti sudah sama kita saksikan, telah terjadi penurunan rasa kesantunan dalam berkomunikasi. Hal ini terjadi tidak hanya dikalangan generasi kekinian, tetapi juga merambah keberbagai arah.Â
Sudah banyak yang membahas tentang tergerusnya rasa kesantunan ini, tetapi agaknya tidak ada efek kearah perubahan
Apakah hal ini akibat dari salah asuh ataukah salah guru yang hanya terpancang untuk mengajarkan ilmu pengetahuan, sehingga lupa mengajar Ilmu kehidupan? Atau jangan jangan paradigms Ini justru sudah diterima oleh masyarakat luas sebagai gaya hidup generasi kekinian?
Melempar kesalahan kesana kemari, apalagi sampai menjatuhksn vonis bahwa madesu (masa depan suram) ini adalah kesalahan orang tua atau guru, tentu saja bukanlah hak kita untuk memberikan penilaian. Apalagi bila sampai dilakukan, tidak akan mengubah apapun. Malahan hanya akan melukai hati pihak yang merasa dipojokan.
Bila Ingin Memperbaiki Dunia Mulailah Dengan Diri Sendiri
Dalam menghadapi rasa kuatir bahwa bila negative symptom dalam dunia pendidikan ini terus berlannjut maka akan melahirkan generasi terpelajar tanpa rasa kesantunan. Maka jalan terbaik adalah merujuk pada peribahasa kuno:"
Bila ingin mengubah dunia maka mulailah dari diri sendiri"
Rasa Kesantunan ini tidak hanya sebatas bahasa verbal dan non verbal, tetapi juga dalam wujud tulisan dan komentar. Karena tulisan dan komentar adalah merupakan lukisan diri kitaÂ
Hilangnya rasa santun,akan merupakan terjadinya pengerusan akan nilai budaya bangsa kita,sebagai bangsa yang  menjunjung tinggi budaya kesantunan.
Tulisan ini sama sekali bukanlah untuk menggurui siapapun, melainkan merupakan ungkapan rasa keprihatinan . Kalau dianggap sebagai sudah kuno atau out of date juga tidak mengapa. Yang penting rasa keprihatinan sebagai orang tua sudah disampaikan lewat tulisan ini