Perut buncit sehingga pasang tali sepatu saja perlu dibantu isteri tercinta. Jalan 20 meter,nafas sesak . Perangai ikut berubah menjadi temperamentalÂ
Saya ditangani Psychiatrist dan dokter umum. Bobot tubuh melonjak keangka 90 kg. Tensi naik ke angka 210/110 Â Mengalami insomnia. Mulai mengenal obat obat valium valium,mogadon dan entah apalagi namanya
Dukungan Pasangan Hidup Sangat Menentukan
Isteri saya dengan sabar mengingatkan saya agar dapat menerima kenyataan betapapun getirnya. Siang malam mendampingi saya. Untuk biaya hidup, isteri saya rela jadi Sopir antar jemput anak sekolah.
Sehingga suatu waktu saya sadar diri menyaksikan isteri saya semakin kurus dan pucat, akibat kurang istirahat dan kerja kerasÂ
Tetiba bagaikan bangun dari mimpi buruk,saya menangis seperti anak kecil. Sejak saat itu saya mulai bangun dari mimpi buruk kehidupan.
Puji syukur kepada Tuhan akhirnya saya mulai berbenah diri
.Setiap pagi kami berdua jalan kaki, berkebun, berenang dan menjaga pola makan Secara bertahap saya mulai pulih lahir bathin.
 Saya menyadari bahwa :
"meratapi apa yang sudah terjadi tidak akan mengubah apapun.. justru dapat berakibat kehilangan yang tak ternilai yakni kebahagiaan hidup bersama keluarga "
 Syukur kepada Tuhan, akhirnya saya pulih dan mulai membangun usaha yang sempat terbengkalai.
Kini diusia sudah melewati angka 80 tahun, puji syukur kepada Tuhan kami berdua dapat menikmati kedamaian dalam menjalani hidup . Walaupun tubuh kami berdua tidak seramping dulu.tapi kami mampu hidup mandiri tanpa harus membebani anak mantu cucuÂ
Semoga cuplikan pengalaman hidup pribadi ini ada manfaatnya bagi orang lain.
Tjiptadinata EffendiÂ
Â