Untuk membuktikan keseriusan kami terhadap rencana ini, kami telah membeli tanah di Kinali, Pasaman, dan menanam ratusan pohon kelapa. Dalam bayangan kami, ketika anak-anak sudah berkeluarga, kami akan membangun vila di tanah kami yang dikelilingi oleh berbagai pohon buah-buahan.
Namun, seperti kata pepatah, manusia bisa merencanakan hal-hal besar, tetapi tidak dapat memastikan bahwa semuanya akan terwujud. Ketika anak-anak kami menikah, mereka tidak lagi tinggal di Padang. Hal ini membuat kami berpikir, apa yang akan kami lakukan di perkebunan jika anak dan cucu-cucu kami tidak berada di sana?
Akhirnya, rencana yang kami susun dengan matang harus diubah. Hingga saat ini, kami hanya memiliki sertifikat hak milik tanah tersebut.sedangkan kami sudah domisili di Australia .Bersyukur deposito tidak pernah kami cairkan,sehingga kami dapat menikmai masa pensiun dengan lega hati ,tanpa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup . Walaupun jauh dari sebutan kaya,tetapi kami bersyukur kepada Tuhan dapat menikmati apa yang dinamakan financial freedom and time freedom . Mau apa lagi kalau bukannya menyukuri karunia Tuhan ?
Semoga cuplikan pengalaman pribadi ini ada manfaatnya bagi para Pembaca
Tjiptadinata Effendi