Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Merangkak dari Titik Nadir (Lanjutan Keempat)

30 September 2022   20:22 Diperbarui: 1 Oktober 2022   04:31 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Lalu ia memasukkan kedalam kantong plastik ,agar dapat diantarkan kepada  isteri Om Tedy yang memesan. Ia pamitan pada isterinya ,yang memegang tangannya ,serta berpesan:"Hati hati ya sayang " Dan Andre mengangguk ,lalu mengambil sepedanya untuk mengantarkan  kerumah Om Tedy

Saat berada di rumah Om Tedy

Selang sekitar 20 menit bersepeda,akhirnya Andre tiba di depan rumah Om Tedy. Hatinya berbunga bunga,membayangkan sesaat lagi,akan menerima pembayaran untuk dua puluh butir kelapa parut. Order terbesar yang pernah diperolehnya,selama bertahun tahun. Ia mengetuk pintu pagar dan selang beberapa saat,tampak si mbak Pembantu rumah tangga Om Tedy keluar dan menanyakan  ada keperluan apa ? 

Setelah dijelaskan bahwa ia mengantarkan pesanan dari isteri Om Tedy,maka pintu pagar dibuka dan dirinya  dipersilakan masuk. Begitu tiba di pintu masuk,tampak keluar dari dalam isteri Om Tedy,yang menerimanya dengan baik. :"Aduh,terima kasih ,diantar sendiri pesanan tante ya Andre . Oya ,ntar malam datang ya,ajak isteri dan anak,untuk menghadiri resepsi pernikahan anak tante di Grand Hotel. "  Sebuah kejutan yang luar biasa bagi Andre,diundang langsung oleh nyonya rumah, walaupun hanya disampaikan secara lisan.

Selama bertahun tahun,dirinya merindukan dapat undangan,agar dapat mengajak anak isterinya hadir .Tapi akhirnya  harapannya sirna dan memahami,bahwa orang selevel dirinya,dianggap tidak layak untuk diundang. Saat mendengarkan isteri Om Tedy, langsung mengundang dirinya dan isterinya,alangkah bahagia rasa hatinya. Impiannya untuk mendapat undangan hadir dalam resepsi pernikahan,akhirnya jadi kenyataan.

Tetapi ,tetiba telinganya menangkap suara Om Tedy,menegur isterinya :"Mama tadi mengundang si Andre hadir resepsi putri kita? Apa nggak salah?" Kata Om Tety dengan suara meninggi. 

Dan kedengaran  isterinya menjawab :"Lha,kan Andre itu masih keponakan papa?"

"Ma,urusan hubungan kekeluargaan,jangan dibawa bawa. Mama lupa ya,untuk resepsi pernikahan puteri kita, akan hadir para undangan terhormat. Apa mama mau merusak resepsi puteri kita dengan mengundang Penjual kelapa parut ikut hadir ?"

Suara Om Tedy sangat jelas kedengarannya. Seakan merobek robek hingga kerelung hatinya yang terdalam. Hatinya yang tadinya sempat berbunga bunga,membayangkan akan hadir dalam resepsi pernikahan puteri Om Tedy,kini bagaikan nyala api disiram air .Isteri Om Tedy tidak keluar lagi menemuinya  dan hanya menitipkan uang pembayaran kelapa kepada pembantu rumah tangganya.Ternyata orang miskin,tidak layak untuk diundang hadir dalam resepsi pernikahan .... 

Dengan perasaan remuk Andre mengayuh sepeda nya untuk pulang ke gubuk mereka

(bersambung)

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun