Masukan Bagi Pihak Rumah Sekolah di IndonesiaÂ
Tadi pagi, saya dan isteri ikut bersama puteri kami, mengantarkan putrinya yang bungsu ke rumah sekolah. Maksudnya agar kami tahu di mana Amelia sekolah dan sekaligus memperkenalkan kami dengan guru sekolahnya, Agar, bila putri kami sibuk, kami boleh menjemput Amelia.Â
Rumah sekolahnya, memiliki lapangan bermain yang sangat luas. Kami bertemu dengan guru sekolahnya dan diterima dengan ramah. Tapi hanya berbicara di luar ruangan, karena selain guru, tidak seorangpun diizinkan masuk kedalam ruangan sekolah.Â
Mrs. Emy bilang: "Boleh kami berdua yang menjemput, tapi putri kami harus kirimkan foto kami berdua dan sekaligus data diri, karena hal ini merupakan aturan baku yang berlaku tanpa kecuali. Jadi walaupun kami secara langsung sudah diperkenalkan kepada gurunya, tapi tetap aturan harus dipenuhi.
Sore Hari Saat Kami Datang Menyemput
Sore hari jelang jam 5.00 kami sudah tiba di rumah sekolah Amelia. Tapi jangan pikir bisa langsung masuk ke dalam ruangan, walaupun sudah diperkenalkan oleh putri kami.Â
Setiap orang tua, hanya dapat berbicara melalui intercom, yang terdapat di sana. Tiba giliran kami, saya juga menekan tombol dan berbicara dengan seseorang, bahwa kami datang untuk menjemput Amelia.Â
Selang beberapa saat guru sekolah yang tadi pagi sudah ketemu kami keluar. Dan mengatakan: "Mohon maaf, walaupun kami sudah diperkenalkan oleh puteri kami, tetapi hingga saat ini, foto dan data pribadi kami belum diterima  untuk di filekan. Maka saya menyodorkan Driver Lisence untuk difoto copy sebagai bukti. Kemudian masih menelpon putri kami, untuk minta konfirmasi, bahwa memang kami berdua adalah orang yang boleh menjemput Amelia.Â
Sepintas Seakan Aturannya: "Overacting"
Sebagai orang Indonesia, yang biasa boleh menjemput anak cucu, tanpa perlu pakai kartu Identitas, memang awalnya merasa aturannya terlalu ketat, karena  sudah dipertemukan muka masih juga minta kartu Identitas Diri untuk difoto copy. Tetapi bila dipikirkan secara matang, semuanya adalah untuk keselamatan cucu kami juga..
Karena kita semuanya tahu, bahwa tak terhitung anak-anak yang menjadi korban penculikan, karena begitu rapuhnya, proteksi terhadap anak anak sekolah, khususnya yang masih duduk di SD. Jadi semua yang dilakukan pihak rumah sekolah, sesungguhnya adalah demi untuk keselamatan anak cucu kita juga. Semoga tulisan ini dapat menjadi masukan bagi pihak Rumah Sekolah.
Tentu tidak musti dicopy paste, karena kondisi dan situasi yang berbeda.
Tjiptadinata Effendi