Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Waspadai Tukang Pancing Berdasi

26 Desember 2021   21:06 Diperbarui: 26 Desember 2021   21:07 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang kertas 500 rupiah tahun 1952/Dokumentasi pribadi 

Jangan Sampai Termakan Pancingan

Sejak beberapa bulan belakangan ini berbagai media menulis tentang orang bisa jadi kaya mendadak . Kalimat yang bernada mencolok memenuhi aneka ragam media bagaikan jamur tumbuh di musim hujan. 

Agar jangan sampai merembet kemasalah hukum, maka tidak perlu saya sebutkan nama medianya. Silakan dilacak di google dan dalam tempo kurang dari 10 detik,akan bermunculan "berita " tentang bisa kayak mendadak,kalau punya koin atau uang kertas "kuno"

Misalnya:

  1. Punya lembaran 5oo rupiah tahun 1952 ?Langsung jadi Sultan
  2. Punya koin 100 rupiah gambar  rumah adat? Anda ketiban durian runtuh
  3. Punya lembaran uang kertas 100 rupiah seperti ini? Anda langsung tajir melipir 

Seperti sudah pernah saya tuliskan,dulu sudah pernah hubungi sumber berita dan bilang,saya punya koin 100 rupiah ,yang dihargai seratus juta rupiah,saya punya dan mau saya jual cukup dengan harga 10 juta rupiah saja. Jawabannya:"Baik pak.akan saya sampaikan kepada atasan saya " tapi sejak saat itu komunikasi tidak lagi menyambung. Bayangkan ,harga koin yang "katanya" dihargai seratus juta rupiah,mau saya jual  10 juta rupiah saja,tidak mau dibeli ,petanda apa ini?

Salah Satu Sahabat Saya Kena Pancing

3 hari lalu saya dapat pesan via WA dari salah seorang sahabat saya yang tinggal di Bekasi. Isinya :"Pak Effendi,kemungkinan kami jadi datang ke Australia. 

Barusan dapat rejeki nomplok. Ada uang kertas kuno nilai nominal 500 rupiah,cetakan tahun 1952,dapat saya beli dari orang udik,hanya dengan harga 10 juta rupiah. Saya dapat 2 lembar"  

Lama saya tidak menjawab pesan tersebut,karena mau menyampaikan terus terang bahwa pak Toni (bukan nama sebenarnya) sudah tertipu,rasanya saya tidak tegaan. Maka dengan terpaksa saya jawab :" Baik pak Toni,kabarkan ya kapan mau ke sini." Dan masih disambung oleh Pak Toni,"Ya pak Effendi,nanti saya minta tolong dibookingkan hotel untuk satu minggu ya "

Dan hari ini,masuk pesan via WA dari pak Toni:"Wah,pak Effendi,saya tertipu. ternyata tidak ada yang mau beli dengan harga segitu,bahkan saya mau jual pulang modal saja juga nggak laku" . Sekali lagi,susah bagi saya untuk memberikan jawaban. Tapi kalau didiamkan saja,hubungan persahabatan kami bisa renggang. Karena itu, saya bilang :" Pak Toni, yang sudah terjadi,jangan dipikirkan lagi, anggap saja pelajaran hidup yang berharga"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun