Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Sejak Usia 11 Tahun yang Tak Terlupakan

12 November 2021   19:37 Diperbarui: 13 November 2021   04:18 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : kompas.com

Persahabatan Tidak Ada Sekat

Setiap orang pasti memiliki kenangan manis dan sekaligus kenangan pahit dan menyedihkan  .Dan kenangan tidak mampu dihambat oleh perbedaan status. Misalnya antara manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang konon paling mulia dan paling suci diantara segala makhluk di Semesta ini dengan hewan bernama  Ayam

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan,kami tinggal di jalan Kali Kecil di daerah Pulau Karam di kota Padang. Dari nama :"Pulau Karam" sudah dapat diterka.bahwa begitu hujan lebat turun sepanjang hari,maka rumah kami akan kebanjiran. 

Karena hanya 50 meteran dibelakang rumah,ada kali yang menyambung ke Sungai Batang Arau.  Terkadang tidak hujanpun,bila air pasang naik,maka rumah kami mulai terendam air. Tapi karena sejak kecil sudah lahir dan dibesarkan disana,banyir sama sekali tidak ada masalah,karena dirumah kami tidak ada perabot Yang ada hanya satu meja makan dan bangku yang terbuat dari batang kelapa yang dibelah .

Banyir Membawa Berkat

Bagi saya pribadi,banyir membawa berkat. Karena rumah kami menjadi tumpuan arus,maka semua barang yang hanyut dari Pasar Tanah Kongsi, akan melalui pekarangan rumah ,sebelum menyatu dengan air Kali Kecil. Saya berdiri di teras rumah,sambil  memegang bambu yang ujungnya dipasang pengait dari besi. Setiap ada barang yang hanyut saya tarik dan periksa isinya,bila ada yang masih bisa digunakan atau dimasak,akan saya ambil . Ada keranjang berisi sayuran  dan ada juga keranjang yang berisi buahan ,yang tentu saja tidak saya biarkan lewat begitu saja. 

Suatu Waktu

Suatu waktu ,ketika banjir datang lagi dan seperti biasa,saya sudah siap dengan pengalah bambu dan mengait apapun yang kira kira masih bisa digunakan. Tetiba saat sebuah keranjang berhasil saya gaet dan saya angkat keatas rumah,ternyata isinya adalah beberapa ekor anak ayam. 

Alangkah bahagianya hati saya,serasa bagaikan dapat hadiah tak ternilai dari langit . 

Sudah lama saya ingin memelihara ayam,tapi kondisi keuangan keluarga jauh dari mampu untuk beli ayam. Kini saya hitung ada 7 ekor anak ayam. 

Sejak saat itu,anak anak ayam tersebut saya rawat dengan kasih sayang . Setelah bisa mencari makan sendiri,setiap pagi saat saya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki,ketujuh ekor anak ayam yang sudah mulai besar,mengantarkan saya hingga ke pintu pagar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun