Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Satu Orang Berpikiran Negatif, Seisi Rumah Terkena Imbasnya

3 Juli 2021   05:48 Diperbarui: 3 Juli 2021   07:54 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.gograph.com

 


Energi Negatif Merusak Lingkungan

Bilamana dalam satu keranjang buah,ada satu saja buah yang busuk dan dibiarkan tetap berada disana, maka dalam waktu singkat seluruh isi keranjang akan ikut membusuk. Maka jalan terbaik adalah menyingkirkan yang busuk untuk menyelamatkan yang banyak. 

Begitu juga akan terjadi bilamana dalam satu keluarga ada satu orang saja yang berpikiran negatif, maka bilamana dibiarkan,seluruh isi rumah akan terkena imbasnya Akan tetapi tentu saja kita tidak dapat memperlakukan tindakan terhadap buahan yang busuk terhadap anggota keluarga yang berpikiran negatif. 

Karena manusia bukan buahan,yang bilamana busuk dapat dibuang demi menyelamatkan yang lainnya. Harus ditempuh jalan lain untuk menyelamatkannya dan sekaligus menyelamatkan seluruh isi rumah

Contoh Yang Aktual

Seorang pria baru saja tiba dirumahnya sepulang dari kerja keras sepanjang hari .Selain dari keletihan secara phisik dirinya juga menanggung beban batin yang cukup berat,karena kondisi ekonomi rumah tangga yang masih jauh dari harapanna. . Sebut saja namanya Rudi. Begitu masuk ke kamarnya dan membuka laci didapatinya uangnya berkurang 1 lembar uang kertas 100 ribu rupiah. Maka tanpa berusaha untuk mencari Rudi langsung memanggil isterinya dan melalukan interogasi, seperti seorang Polisi menginterogasi seorang tersangka.

"Uang kertas 100 ribuan papa berkurang satu lembar dibelanjakan untuk apa ma?" Isterinya kaget,langsung dituduh membelanjakan uang suaminya tanpa izin  dan langsung menjawab, "Nggak kog pa. mama hanya pakai uang yang papa sediakan untuk belanja kebutuhan rumah tangga dan masih ada sisanya 10 ribu rupiah Papa mau mama kembalikan ?" 

"Papa bukan minta uang kembalian,tapi kemana uang 100 ribu papa satu lembar?"

Dengan suasana hati yang tidak enak,isterinya keluar kamar.Tetiba pikirannya  langsung ke anak bungsunya,karena tadi  siang ia melihat si bungsu makan kue ,padahal ia tidak memberikan kue tersebut. Meniru gaya suaminya, wanita yang bernama Susi ini memanggil anaknya yang bungsu dan langsung menginterogasi" Dek,tadi ambil uang papa di laci  ya?" 

"Enggak ma. Adek nggak pernah ambil uang ,selain dari uang jajan yang mama kasih ." jawab si bungsu. Terus dicecar pertanyaan:"Tadi dedek dapat kue dari mana ?"  

"Kue di kasih sama tante Heni tetangga sebelah,kalau mama tidak percaya,mama bisa tanyakan ke tante Heni. Mungkin diambil sama kakak untuk beli layangan ma" pikiran si dedek langsung menuduh ke kakaknya. Ternyata ,hasil interogasi Heni terhadap putera sulungnya juga tidak terbukti sudah mengambil uang dari laci papanya. Layangan yang ada dikamarnya adalah hasil dari layangan putus yang diperolehnya 

Semalaman itu seisi rumah saling diam dan berwajah murung. Suami murung,karena merasa dalam rumahnya ada salah seorang yang tidak dapat  dipercayai. isteri murung karena merasa dirinya dituduh suami menggunakan uang tanpa izin, padahal seumur hidup belum pernah ia berlaku tidak jujur masalah uang

Begitu juga kedua anaknya tidur dengan gelisah,karena merasa tidak dipercayai oleh ibunya sendiri. 

Ternyata Uang Terselip Dalam Laci

Keesokan harinya Heni dengan wajah murung dan perasaan jengkel ,mengajak suaminya membuka lagi  untuk memastikan bagaimana uang dalam kamar bisa hilang? 

Ia mengeluarkan laci dan mengeluarkan semua isinya,yang terdiri dari aneka ragam kertas kertas . Dan ternyata uang yang dikatakan hilang tersebut,kedapatan terselip diantara kertas kertas lainya. 

Suaminya terdiam dan sadar bahwa ia sudah terlanjur berburuk sangka terhadap isterinya. Begitu juga isterinya menyesal telah berpikiran buruk terhadap putra bungsunya. Selanjutkan  si Dedek juga menyesal ,sudah menuduh kakaknya.  

Apa yang terjadi dalam keluarga Rudi,bisa juga terjadi dalam keluarga lainnya,yakni tanpa memeriksa dengan teliti,pikiran langsung menghakimi:" Jangan jangan diambil  oleh...."

Karena itu perlu ditanamkan pada setiap anggota keluarga kita agar selalu berpikiran positif dan tentunya seperti kata peribahasa:"Bila ingin memperbaiki dunia,mulailah dengan diri sendiri. " 

Renungan kecil di akhir pekan

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun