Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Di Kala Menghadapi Masa Masa Sulit

29 Mei 2021   05:32 Diperbarui: 29 Mei 2021   05:48 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Berbagi Secuil Pengalaman Hidup

Ada peribahasa mengatakan bahwa "Kelebihan orang tua yang tidak dimiliki oleh orang muda adalah bahwa orang tua sudah pernah merasakan menjadi orang muda,sedangkan orang muda belum pernah merasakan bagaimana menjadi tua".

Maksudnya,kalau saya menceritakan tentang bagaimana menghadapi masa masa sulit dalam kehidupan,bukanlah lantaran saya lebih pintar melainkan karena sudah pernah mengalaminya.

Kisah hidup semasa tinggal di Pasar Tanah Kongsi sudah puluhan kali saya ulang ulangi, sehingga jangankan membacanya melihat judulnya saja mungkin orang jadi enggan. 

Nah, kali ini kisah hidup dalam episode yang berbeda, yakni "Sesudah bangkit dari keterpurukan,jatuh lagi untuk kedua kalinya "

Usaha Mengalami Kebangkrutan 

Kami sempat menikmati perubahan nasib secara total selama beberapa tahun, yakni dari Penjual Kelapa menjadi Eksportir Kopi dan Kulit Manis dan rempah rempah. Bahkan  dari hasil keuntungan perusahaan beli mobil baru, rumah baru bukan hanya satu.

Tapi ada 3 rumah lainnya,yang kami beli i Komplek Perumahan Wisma Indah di Ulak Karang Padang. Selain itu, kami (saya dan isteri) beli tanah di Tabing 2 kapliing dan  beli tanah lagi di samping gedung Telkom. 

Singkat cerita akibat terlena menikmati hidup, maka secara tanpa sadar saya menjadi overdosis dalam memberikan kepercayaan kepada karyawan dan kepada mistra bisnis di Singapore. Akibatnya, saya ditipu oleh mitra bisnis kami senilai 65 ton barang dan saat bersamaan, uang perusahaan dilarikan  oleh karyawan kami yang sudah kami anggap sebagai anak sendiri,sehingga kunci gudang dan wewenang mengeluarkan Bon Gudang ada ditangannya.

Jatuh dan terhempas

Usaha mengalami kebangkrutan dan saya merasakan hal ini bagaikan terbanting dari tempat yang tinggi dan hancur berkeping keping. Semangat hidup menjadi anjlok dan tidak ingin ketemu siapapun. 

Bersyukur kepada Tuhan, yang telah mengutus malaikat Penolong, yakni isteri saya sendiri. Yang lebih tabah menghadapi pukulan berat ini. 

Mengambil alih tugas saya sebagai kepala keluarga dengan menjadi Sopir antar jemput anak sekolah.Hampir setahun lamanya,saya seakan akan sudah mati rasa dan tidak tergugah menyaksikan isteri saya pontang panting sendirian menghadapi berbagai masalah. Saya mulai kecanduan minum obat obat penenang,seperti Valium dan Megadon dalam dosis tinggi.

Suatu malam saya terbangun dan menyaksikan wajah isteri saya yang pucat dan tubuhnya sangat kurus. Tetiba bagaikan terbangun dari mimpi buruk, saya  berlutut dan mohon ampun kepada Tuhan karena telah membiarkan isteri saya menanggung beban hidup seorang diri. Saya peluk isteri saya dan menangis serta bertekad untuk mulai lagi berusaha dari mulai zero.

Badai Itupun Berlalu

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan, setelah saya sadar diri dan mulai berusaha lagi, dua tahun kemudian badai itupun berlalu dan usaha kami pulih kembali. 

Tak habis habisnya saya bersyukur Tuhan telah mengutus malaikat Penolongnya melalui isteri tercinta. Nah, kecintaan seorang isteri yang begitu mendalam, telah menggenapi ikrar pada hari pernikahan kami, yakni "Mencintai dalam suka dan duka dalam untung,maupun malang"

Karena itu, sebebal apapun seorang laki laki mustahil akan menghianati isterinya yang begitu mencintai dirinya. Dan dengan rasa syukur yang melambung tinggi, 56 tahun hidup pernikahan sudah kami lalui dalam segala suka dan duka dan dalam untung maupun malang.

Tulisan ini bukan fiksi tapi ditulis from true story 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun