Bersyukur kepada Tuhan, yang telah mengutus malaikat Penolong, yakni isteri saya sendiri. Yang lebih tabah menghadapi pukulan berat ini.Â
Mengambil alih tugas saya sebagai kepala keluarga dengan menjadi Sopir antar jemput anak sekolah.Hampir setahun lamanya,saya seakan akan sudah mati rasa dan tidak tergugah menyaksikan isteri saya pontang panting sendirian menghadapi berbagai masalah. Saya mulai kecanduan minum obat obat penenang,seperti Valium dan Megadon dalam dosis tinggi.
Suatu malam saya terbangun dan menyaksikan wajah isteri saya yang pucat dan tubuhnya sangat kurus. Tetiba bagaikan terbangun dari mimpi buruk, saya  berlutut dan mohon ampun kepada Tuhan karena telah membiarkan isteri saya menanggung beban hidup seorang diri. Saya peluk isteri saya dan menangis serta bertekad untuk mulai lagi berusaha dari mulai zero.
Badai Itupun Berlalu
Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan, setelah saya sadar diri dan mulai berusaha lagi, dua tahun kemudian badai itupun berlalu dan usaha kami pulih kembali.Â
Tak habis habisnya saya bersyukur Tuhan telah mengutus malaikat Penolongnya melalui isteri tercinta. Nah, kecintaan seorang isteri yang begitu mendalam, telah menggenapi ikrar pada hari pernikahan kami, yakni "Mencintai dalam suka dan duka dalam untung,maupun malang"
Karena itu, sebebal apapun seorang laki laki mustahil akan menghianati isterinya yang begitu mencintai dirinya. Dan dengan rasa syukur yang melambung tinggi, 56 tahun hidup pernikahan sudah kami lalui dalam segala suka dan duka dan dalam untung maupun malang.
Tulisan ini bukan fiksi tapi ditulis from true storyÂ
Tjiptadinata Effendi