Sarat Pesan MoralÂ
Sebagai orang yang terlahir di kota Padang, di era Dai Nipppon yakni tahoen seriboe sembilan ratoes empat poeloeh tiga, tentu saja saya sudah hafal lirik lagu Minang ini sejak masih di SD. Seperti juga halnya dengan masyarakat Sumatera Barat yang lahir di era tersebut. Bahkan bukan hanya menyenangi lagunya, yang bisa dihafal dalam waktu satu dua menit, termasuk juga mudah menyanyikannya. Karena hanya mengulangi nada yang itu ke itu juga. Lebih daripada itu, rata-rata orang Padang sangat menyukai Lompong Sagu ini karena kenikmatan cita rasanya bisa membuat orang tidak lagi melihat mertua lewat di belakang.Â
Filosofi Lompong Sagu
Setelah beranjak dewasa,saya baru paham bahwa dalam lagu ini terkandung filosofi yang sangat mengena . Karena itu izinkan saya mengutip sebaris dua dari lagu ini,sebagai berikut:
Lompong saguÂ
lompong sagu bagulo lawang
Di tangah tangah di tangah tangah karambia mudo
Sadang katujuÂsadang katuju dirabuik urang
Awak juo awak juo malapeh hawo
Yang dapat diterjemahkan secara bebas:
Sedang berpikir-pikir bagaimana caranya untuk mendekati seorang gadis yang menarik hati, ternyata sudah didahului orang lain.