Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memetik Hikmah dari Lagu "Lompong Sagu"

17 Juli 2020   09:18 Diperbarui: 17 Juli 2020   09:14 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lompong sagu; ilustrasi saribundo.biz

Sarat Pesan Moral 

Sebagai orang yang terlahir di kota Padang, di era Dai Nipppon yakni tahoen seriboe sembilan ratoes empat poeloeh tiga, tentu saja saya sudah hafal lirik lagu Minang ini sejak masih di SD. Seperti juga halnya dengan masyarakat Sumatera Barat yang lahir di era tersebut. Bahkan bukan hanya menyenangi lagunya, yang bisa dihafal dalam waktu satu dua menit, termasuk juga mudah menyanyikannya. Karena hanya mengulangi nada yang itu ke itu juga. Lebih daripada itu, rata-rata orang Padang sangat menyukai Lompong Sagu ini karena kenikmatan cita rasanya bisa membuat orang tidak lagi melihat mertua lewat di belakang. 

Filosofi Lompong Sagu

Setelah beranjak dewasa,saya baru paham bahwa dalam lagu ini terkandung filosofi yang sangat mengena . Karena itu izinkan saya mengutip sebaris dua dari lagu ini,sebagai berikut:

Lompong sagu 

lompong sagu bagulo lawang

Di tangah tangah di tangah tangah karambia mudo
Sadang katuju 

sadang katuju dirabuik urang

Awak juo awak juo malapeh hawo

Yang dapat diterjemahkan secara bebas:

Sedang berpikir-pikir bagaimana caranya untuk mendekati seorang gadis yang menarik hati, ternyata sudah didahului orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun