Masih kejadian lama, suatu waktu saya mengendarai sepeda motor,untuk menjemput istri,sementara hujan turun,walaupun tidak lebat,tapi cukup menganggu rasanya.Karena wajah menjadi perih ,disambar gerimis,disaat sepeda motor melaju dijalan raya.
Tiba di jalan raya Lolong, tiba tiba  seorang pria tua,tanpa melihat kiri kanan,terus menyelonong dengan sepedanya,menyeberangi jalan.
Saya menoba mengerem,tapi karena jalanan licin,maka pada detik detik menentukan, saya membelokan stang sepeda motor dengan kencang agar jangan sampai menabrak laki laki tua yang membawa sepeda,Akibatnya sepeda motor slip dan sesaat saya merasakan kepala saya bagaikan pecah dan kemudian semuanya gelap.
Ketika saya sadar,ternyata saya sudah dirumah sakit dan disisi tempat tidur,tampak istri saya dengan mata basah memeluk saya. Syukur setelah mendapatkan perawatan beberapa hari, saya sudah boleh pulang dan berobat jalan, Tapi siapa yang menolong saya? Kata istri saya,yang menyemputnya adalah teman teman kuliahnya .tapi siapa yang sesungguhnya sudah menolong dan membawa saya kerumah sakit,tidak pernah saya ketahui,sehingga tidak ada kesempatan untuk mengucapkan terima kasih.Â
Hidup Adalah Untuk Saling Berbagi
Cuplikan kisah diatas ,hanyalah sebagai contoh ,Karena kalau dituliskan semuanya,akan terlalu panjang. Tidak sekali dua saya diselamatkan orang yang tidak saya kenal. Yakni ketika saya tenggelam di Sungai Batang Arau,ketika orang yang membonceng saya menabrak pohon kenari dan saya terhempas di jalan raya dan ketika sadar saya sudah di Rumah Sakit Yos Sudarso. Â Kalau dihitung secara logika, saya sudah mati berkali kali, Taoi bersyukur,Tuhan masih bermurah hati memperpanjang izin tinggal saya di dunia ini, Karena itu saya selalu berusaha untuk menjadikan hidup saya bermanfaat bagi orang lain,walaupun hanya dalam hal hal yang tampak sepele
Sebuah renungan diri menjelang tidurÂ