Karena Tidak Ada Cicak Merayap Didinding dan Tak Ada Nyamuk
Selama belasan tahun kami tinggal di Australia dan berpindah pindah dari Queensland ke New South Wales dan kini di Western Australia belum sekali juga kami temukan cicak. Apalagi yang merayap didinding. Yang ada di daerah Queensland adalah Ketokek yang bertubuh besar  .Â
Kalau di Indonesia, kita duduk ditempat gelap, maka darah kita bakalan jadi santapan lezat dari nyamuk yang ada dimana mana. Disini saya tidak berani mengatakan bahwa sama sekali tidak ada nyamuk, tapi untuk mencari nyamuk mungkin harus pergi ke pinggiran hutan
Nah, mendengarkan lirik lagu:
Cicak, cicak di dinding
diam-diam merayap,
datang seekor nyamuk
hap..... lalu ditangkapÂ
Ketika putri kami diminta untuk menerjemahkannya dalam bahasa inggris mereka terheran heran, kog cicak merayap di dinding? Apa nggak keliru menerjemahkannya? Hal sangat sepele tapi membuktikan bahwa ternyata memang benar, lain padang, lain belalangnya.Â
Begitu juga, kalau di negeri kita, dikampung kampung, katak ada dimana mana. Bahkan dulu, ketika masih tinggal dirumah orang tua kami di Pulau Karam di kota Padang, setiap hari ada kodok yang keluar masuk di dapur karena dapur kami tidak berpintu
sewaktu cucu kami masih duduk di Sekolah Dasar, suatu waktu diminta oleh bu gurunya untuk membawa ayam kesekolah. Karena hampir semua teman teman sekelasnya belum pernah menyaksikan ayam dari dekat.
Karena itu mereka bertanya " Apakah ayam bisa terbang atau? Â Atau apa saja makanan ayam?" Di negeri kita, semua anak anak pasti sudah pernah tengok ayam, bahkan tidak sedikit yang memelihara ayam dirumahÂ
Dihampir setiap supermarket, begitu masuk maka mata kita akan terbentur pada keranjang yang berisi buahan apel dan buah Pir ataupun pisang, dengan tulisan mencolok " Free for children" .
Tapi uniknya, anak anak disini  rata rata tidak tertarik akan tawaran buahan gratis. Selama puluhan kali kami berbelanja ke supermarket, anak anak yang mengambil buahan gratis, hanya satu dua orang saja. Padahal yang disediakan adalah buahan yang masih segar.
Begitu juga ,roti tawar yang tidak habis terjual di serahkan ke toko toko second handshop,untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan.Roti tersebut masih utuh dan dalam kondisi masih bagus,tapi  ternyata disini,mau berbuat baik dengan jalan bagi bagikan buahan ataupun roti,ternyata tidak semudah di Indonesia. Karena prinsip hidup yang sudah tertanam dalam jiwa mereka adalah :" Kalau bisa beli,mengapa ambil yang gratis?"
Hanya sebuah catatan ringan menjelang tidur
Tjiptadinata Effendi
.Â