Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Psikologis Corona, Bisa Jadi Noda Seumur Hidup

27 Maret 2020   09:27 Diperbarui: 27 Maret 2020   09:45 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Image Keluarga yang Selama Belasan Tahun Dijaga, Porak Poranda dalam Seketika

Pagi ini, ketika saya sedang merapikan tanaman Wheat Grass di laman depan rumah, tetangga kami Laura ,asal Jerman, menyapa dari laman rumahnya yang hanya berjarak 3 meter dari laman kediaman kami.

"Hi Effendi, good morning,how are you today?"  Setelah saya balas menyapa, Laura masih melanjutkan,

"A lot of people became grazy because of corona," katanya sambil geleng-geleng kepala. Saya tidak merasa perlu bertanya apa yang dimaksudkan dengan banyak orang yang tiba tiba menjadi gila karena saya sudah memahami, karena sudah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, betapa banyaknya orang yang telah kehilangan kontrol diri, akibat terjebak kepanikan.

Satu  Orang yang Berbuat, Seluruh Anggota Keluarga Ikut Dipermalukan

Di era digital ini, apa saja yang terjadi dalam hitungan detik bisa menjadi viral ke seluruh dunia. Begitu wajah seseorang terpampang di layar smartphone sedang dorong mendorong rebutan berbelanja, maka bukan hanya dirinya yang dipermalukan, tapi juga suami dan anak-anaknya, serta seluruh anggota keluarganya.

Orang yang selama belasan tahun dikenal sebagai warga dan tetangga serta teman yang baik dan penuh rasa kesantunan, tiba-tiba saja wajahnya ada dalam video yang berdurasi hanya dalam hitungan detik, tapi bukan dalam kondisi sedang menolong orang, melainkan justru sedang melakukan tindakan yang memalukan, yakni ikut dalam aksi dotong mendorong di episode panic buying. Maka image yang selama belasan tahun menjadi "trade made" dirinya, tiba-tiba saja pupus, bagaikan make yang tersiram hujan lebat.

Kebetulan, saya kenal dengan sosok tersebut karena kami sama-sama berada dalam satu kelas sewaktu kursus bahasa Inggris, sewaktu kami masih tinggal di New South Wales. Selama setahun, kami setiap hari bertemu dan berbincang-bincang. Karena itu rasa tidak percaya bahwa orang bisa berubah wataknya secara tiba-tiba. Tak terbayangkan, betapa malu suami dan anak-anaknya menyaksikan foto orang yang dicintainya menjadi bahan cercaan ribuan orang di medsos. Terinfeksi virus corona memang mengerikan, tapi efek psikologis yang ditimbulkan  tak kalah mengerikan, yakni menyebabkan orang kehilangan harga diri.

Jejak Psikologis Corona Bisa Menjadi Cacat Seumur Hidup

Secara fisik, mungkin gangguan Corona virus ini akan berakhir dalam hitungan bulan, tapi efek psikologis yang ditimbulkan bisa menjadi cacat seumur hidup bagi yang terlanjut melakukan tindakan yang memalukan karena tidak mampu mengontrol diri. Dan celakanya, tindakan ini diabadikan oleh orang lain lewat lensa camera ataupun video yang tidak mungkin bisa dihapus keseluruhannya.

Hanya sebuah renungan di pagi ini.

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun