- nama kami sudah harus terdaftar di sekolah, sebagai orang yang berhak menjemput cucu cucu kami
- bahwa setelah lonceng berbunyi, tidak seorangpun boleh berada di pekarangan sekolahÂ
- yang boleh berjualan di kantin, hanyalah para Volunteer  yang terdiri dari orang tua murid, secara bergantian
- kendaraan yang boleh parkir dalam pekarangan sekolah hanyalah kendaraan guru dan staf kantorÂ
- (disini, semua guru punya kendaraan roda empat pribadi)
Nah,semoga tulisan hasil analisa selama 6 tahun,antar jemput cucu cucu kami dan berinteraksi dengan guru dan kepala sekolah di rumah sekolah di Australia ini, setidaknya menjadi masukan bagi pihak sekolah dan orang tua murid di negeri kita Jangan hanya tahu saling menyalahkan,tapi cobalah duduk merundingkan bersama,mana yang terbaik bagi guru dan murid,agar jangan sampai rumah sekolah jadi semacam penjara bagi murid murid dan agar guru jangan bertindak seperti Sipir Penjara Bagi anak anak di sini.
Rumah sekolah merupakan semacam Taman Firdaus, sehingga walaupun demam,mereka ngotot tetap pergi ke sekolah,karena Rumah Sekolah memiliki magnet bagi mereka ,
Ditulis oleh mantan guru di tahun 60 an
Tjiptadinata Effendi