Hampir 3 jam kami mengikuti berbagai rangkaian acara yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat ,dengan mengambil judul :"Wanneroo Festival" yang diselenggarakan hanya hari ini saja,yakni 26 Januari,2020 Â mengambil lokasi di City of Wanneroo. Kami tiba sebelum jam 4.00 sore,tapi untuk mendapatkan tempat parkir harus antrian cukup panjang.Tapi karena tidak ada yang mencoba memotong jalur,maka penantian yang lumayan lama,tidak terasa menyiksa. Apalagi karena lagi musim panas,air conditioning saya nyalakan ke temperatur cool ,yakni 18 derajat Celcius.Â
Kalau lapar,gampang karena di dalam kendaraan setidaknya  ada biskuit untuk menghibur perut kalau lagi lapar. Tapi masalahnya perlu melakukan :"out put" .Syukurlah, tampak berjejeran  Toilet instant tidak jauh dari ,mobil di parkir. Rasanya jauh lebih senang ,ketimbang menengok ada rumah makan Padang ,bila sedang lapar.
Usai menyelesaikan urusan "out put" ,lega rasanya . Maka kami tidak ingin membuang waktu,hanya dengan berdiri bengong. Karena itu kami mulai berjalan berkeliling. Begitu mulai melangkah,bunyi yang tidak asing lagi bagi kami,yakni genderang Barongsai,langsung menarik perhatian kami. Karena dulu cucu kami juga bertahun tahun ikut sebagai pemain Barongsai ,tapi sejak menikah tidak lagi ikut.
Ternyata daya tarik dari Barongsai mengalahkan permainan ala barat .Hal ini terbukti sebagian besar yang hadir,bergegas datang menyaksikan atraksi Barongsai.Nah,mendengarkan kata :"Barongsai" tentu tak akan lepas hubungannya dengan perayaan Imlek,yang sedang hangat dibicarakan.
Ternyata ,bukan hanya di Indonesia, perayaan Imlek di tandai dengan atraksi Barongsai,tapi juga di Australia.Bedanya,kalau biasanya Pemain Barongsai adalah muda mudi yang sudah dewasa,tapi kali ini,pemainnya adalah remaja belasan tahun.Namun ,kalau kita tidak melihat siapa sosok yang berada dibalik barongsai tersebut,mungkin mengira Pemainnya adalah orang dewasa. Karena kepiawaian mereka dalam menjalankan peran masing masing sungguh sangat memukau
Berjalan lebih jauh,tampak kerumunan orang pada sekelompok orang yang mengenakan pakaian adat Melayu,seperti yang sering kami saksikan di Medan. Tapi setelah dekat,ternyata bukan dari Medan,melainkan dari Malaysia.  Saya tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya  langsung,,karena mereka semua sibuk memainkan alat musiknya.